Ini Kesalahan Investasi yang Harus Dihindari Investor Pemula



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kegiatan berinvestasi ke berbagai instrumen investasi mulai marak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Namun, masih saja ada sebagian investor pemula melakukan kesalahan investasi sehingga berakibat pada hasil investasi yang didapatkan.

Kesalahan umum adalah investor pemula tidak memiliki pengetahuan dasar tentang jenis investasi.  Masih banyak orang yang terjun berinvestasi mata uang kripto atau saham tanpa memiliki ilmu matang. Bahkan, tidak sedikit investor pemula yang masuk ke pasar saham tanpa membuat rencana perdagangan terlebih dahulu.

Saham apa yang ramai diperdagangkan, itulah yang dibeli. Keputusan membeli saham karena ada rekomendasi dari grup-grup saham di aplikasi Telegram atau Instagram.


Tidak memiliki rencana investasi dapat diibaratkan dengan naik kendaraan tanpa tujuan jelas. Investor tidak mengetahui kapan harus merealisasikan keuntungan, kapan harus membeli saham, atau kapan harus merelakan keuntungan melayang. 

Meskipun investasi ditujukan untuk masa depan, investor pemula dapat melakukan peninjauan atau evaluasi terhadap investasi secara teratur. Saat bursa saham sedang menunjukkan tren penurunan, Anda perlu meninjau portofolio saham yang dimiliki secara berkala.

Selain itu, mudah panik pada situasi tertentu mengakibatkan panic selling. Dalam fenomena panic selling, para investor ingin segera melepas sahamnya tanpa memedulikan harga karena takut harganya akan semakin jatuh. Ini terjadi karena Anda sebagai investor tidak memiliki perencanaan investasi yang matang.

Kesalahan perhitungkan risiko juga bisa menjadi musibah. Tidak ada investasi yang tidak memiliki risiko sama sekali. Semua jenis investasi pasti berisiko, yang membedakannya hanya tingkat risiko yang dimiliki.

Kesalahan lainnya yang sering terjadi, yakni tidak melakukan diversifikasi portofolio aset. Ketika Anda tidak melakukan diversifikasi portofolio investasi, investasi tersebut akan lebih rentan terpapar suatu risiko spesifik dan volatilitas. Contoh diversifikasi yang dianjurkan adalah memiliki portofolio investasi yang risiko tinggi (saham) dan aset investasi yang berisiko rendah (emas dan deposito).

Jika Anda sedang mempertimbangkan melakukan diversifikasi investasi ke instrumen yang berisiko rendah, Anda dapat berinvestasi dengan mengikuti program deposito dari PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (J Trust Bank).  Walaupun hanya memiliki dana minim, Anda dapat mengikuti program Deposito Special Rate dari J Trust Bank.

Dengan jumlah setoran deposito minimum Rp500.000 dan maksimum Rp20 juta, program deposito ini memiliki jangka waktu 6 bulan dan tidak dapat diperpanjang. Dana yang digunakan nasabah untuk program ini adalah dana baru.

Dalam program depositonya, J Trust menawarkan program deposito dengan bunga deposito yang spesial mencapai 7% per tahun. Program yang berlangsung selama 15 April 2021 hingga 31 Mei 2021 ini dapat diikuti oleh nasabah baru atau nasabah eksisting.

Kendati demikian, nasabah perlu mengingat sejumlah risiko dalam investasi melalui instrumen deposito, seperti pemberian tingkat bunga simpanan melebihi yang ditetapkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Simpanan itu menjadi simpanan yang tidak layak dibayar jika izin usaha dicabut.

Saat mengikuti program ini, nasabah juga tidak bisa break program atau berhenti di tengah jalan. Namun, jika terpaksa melakukan itu, nasabah akan dikenakan penalti berupa pemberian suku bunga yang sama dengan suku bunga Tabungan J Trust.

Masih ada beragam program spesial dengan bunga deposito tinggi dari J Trust Bank, mulai dari program referral Win-Win-Win”, Program Deposito Tiga Keuntungan dan program bundling deposito J Trust One.

Untuk mengetahui lebih lanjut terkait program - program deposito J Trust Bank, silahkan kunjungi laman www.jtrustbank.co.id.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Indah Sulistyorini