JAKARTA. Agar dana investasi berbuah manis, butuh kejelian dalam memilih instrumen yang tepat. Prinsip itu yang dianut oleh Hengky Djojosantoso, Presiden Direktur AXA Life Indonesia. Sejak duduk di bangku kuliah, Hengky sudah gemar berinvestasi. Saat pertama kali memutuskan berinvestasi, Hengky menerapkan sikap ekstra hati-hati. Maklum, meskipun nilainya tak banyak, ini merupakan uang pertama yang diinvestasikan. Riset kecil-kecilanpun dilakukan untuk membandingkan performa berbagai produk reksadana pada periode tertentu. Ia juga menelisik aset dasar produk reksadana yang akan dipilih. Termasuk perusahaan manajer investasi dan tim investasi yang mengelola reksadana itu. Pilihan investasi pertama akhirnya jatuh pada reksadana saham. "Pertama kali saya berinvestasi, nilainya sekitar Rp 1 juta," kata Hengky saat ditemui KONTAN. Riset yang ia lakukan ternyata tidak sia-sia karena investasi pada jenis reksadana yang dipilih memberikan imbal hasil positif. Hingga kini, sebelum memutuskan akan berinvestasi, ia tidak pernah absen melakukan riset. Dalam berinvestasi, Hengky memilih instrumen investasi berdasarkan kapan dana tersebut dibutuhkan (investment horizon). Jika butuh dalam jangka pendek, maka instrumen investasi yang dipilih adalah deposito atau reksadana pasar uang. Tapi jika dana itu dibutuhkan dalam jangka panjang, instrumen yang bisa dipilih di antaranya adalah reksadana pendapatan tetap, reksadana saham atau masuk ke saham langsung. Bisa juga dana diinvestasikan di produk properti. "Selain investasi, saya menambahkan juga asuransi, baik asuransi kesehatan, asuransi jiwa, maupun asuransi kendaraan dan rumah dalam portofolio saya," katanya. Menurut Hengky, produk asuransi berguna untuk memastikan perkembangan dana yang diinvestasikan tidak terganggu. Misalnya, pada saat sakit keras, mobil hilang atau rumah terbakar. Untuk menggantinya, seseorang tidak perlu mengutak-atik dana investasi karena sudah ada asuransi yang mengganti. Bahkan, dalam kasus meninggal dunia, asuransi akan memastikan bahwa keluarga dapat melanjutkan hidup dengan standar hidup yang sama. Anak yang ditinggalkan juga dapat melanjutkan sekolah sampai mendapat gelar sarjana. Investor moderat Hengky menyadari masing-masing instrumen investasi memiliki karakteristik risiko dan potensi return yang berbeda. Maka investasi yang dilakukan harus sesuai dengan horison dan tujuan investasi seseorang. Ia sendiri mengaku sebagai investor yang moderat. Kendati pada awalnya cukup agresif, tetapi seiring bertambahnya usia, tingkat toleransinya terhadap risiko menurun. Bagi Hengky, tujuan investasi yang paling penting dalam hidupnya adalah investasi untuk menyiapkan masa depan anak-anak. "Sebagai orang tua, saya ingin memberikan masa depan terbaik untuk anak-anak saya," kata Hengky. Selain itu, investasi yang tidak kalah penting adalah kesehatan. Ia sadar tanpa kesehatan yang baik, hasil investasi selama bertahun-tahun berpotensi terkuras habis. Jadi investasi dalam bentuk materi akan sia-sia jika ia tidak bisa lagi menikmati hidup dengan baik. Saran Hengky bagi Anda yang ingin berinvestasi, jangan semata-mata tergiur oleh iming-iming return tinggi. Ingat prinsip high risk, high return. Jadi sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan horison investasinya. Jangan lupa, lengkapi portofolio investasi Anda dengan asuransi untuk mengantisipasi risiko yang mungkin timbul dan berpotensi mengganggu pertumbuhan dana investasi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ini kiat investasi ala Presdir Axa Life Indonesia
JAKARTA. Agar dana investasi berbuah manis, butuh kejelian dalam memilih instrumen yang tepat. Prinsip itu yang dianut oleh Hengky Djojosantoso, Presiden Direktur AXA Life Indonesia. Sejak duduk di bangku kuliah, Hengky sudah gemar berinvestasi. Saat pertama kali memutuskan berinvestasi, Hengky menerapkan sikap ekstra hati-hati. Maklum, meskipun nilainya tak banyak, ini merupakan uang pertama yang diinvestasikan. Riset kecil-kecilanpun dilakukan untuk membandingkan performa berbagai produk reksadana pada periode tertentu. Ia juga menelisik aset dasar produk reksadana yang akan dipilih. Termasuk perusahaan manajer investasi dan tim investasi yang mengelola reksadana itu. Pilihan investasi pertama akhirnya jatuh pada reksadana saham. "Pertama kali saya berinvestasi, nilainya sekitar Rp 1 juta," kata Hengky saat ditemui KONTAN. Riset yang ia lakukan ternyata tidak sia-sia karena investasi pada jenis reksadana yang dipilih memberikan imbal hasil positif. Hingga kini, sebelum memutuskan akan berinvestasi, ia tidak pernah absen melakukan riset. Dalam berinvestasi, Hengky memilih instrumen investasi berdasarkan kapan dana tersebut dibutuhkan (investment horizon). Jika butuh dalam jangka pendek, maka instrumen investasi yang dipilih adalah deposito atau reksadana pasar uang. Tapi jika dana itu dibutuhkan dalam jangka panjang, instrumen yang bisa dipilih di antaranya adalah reksadana pendapatan tetap, reksadana saham atau masuk ke saham langsung. Bisa juga dana diinvestasikan di produk properti. "Selain investasi, saya menambahkan juga asuransi, baik asuransi kesehatan, asuransi jiwa, maupun asuransi kendaraan dan rumah dalam portofolio saya," katanya. Menurut Hengky, produk asuransi berguna untuk memastikan perkembangan dana yang diinvestasikan tidak terganggu. Misalnya, pada saat sakit keras, mobil hilang atau rumah terbakar. Untuk menggantinya, seseorang tidak perlu mengutak-atik dana investasi karena sudah ada asuransi yang mengganti. Bahkan, dalam kasus meninggal dunia, asuransi akan memastikan bahwa keluarga dapat melanjutkan hidup dengan standar hidup yang sama. Anak yang ditinggalkan juga dapat melanjutkan sekolah sampai mendapat gelar sarjana. Investor moderat Hengky menyadari masing-masing instrumen investasi memiliki karakteristik risiko dan potensi return yang berbeda. Maka investasi yang dilakukan harus sesuai dengan horison dan tujuan investasi seseorang. Ia sendiri mengaku sebagai investor yang moderat. Kendati pada awalnya cukup agresif, tetapi seiring bertambahnya usia, tingkat toleransinya terhadap risiko menurun. Bagi Hengky, tujuan investasi yang paling penting dalam hidupnya adalah investasi untuk menyiapkan masa depan anak-anak. "Sebagai orang tua, saya ingin memberikan masa depan terbaik untuk anak-anak saya," kata Hengky. Selain itu, investasi yang tidak kalah penting adalah kesehatan. Ia sadar tanpa kesehatan yang baik, hasil investasi selama bertahun-tahun berpotensi terkuras habis. Jadi investasi dalam bentuk materi akan sia-sia jika ia tidak bisa lagi menikmati hidup dengan baik. Saran Hengky bagi Anda yang ingin berinvestasi, jangan semata-mata tergiur oleh iming-iming return tinggi. Ingat prinsip high risk, high return. Jadi sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan horison investasinya. Jangan lupa, lengkapi portofolio investasi Anda dengan asuransi untuk mengantisipasi risiko yang mungkin timbul dan berpotensi mengganggu pertumbuhan dana investasi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News