BONE. Empat bulan terakhir Andi Amran Sulaiman sibuk dari sawah ke sawah, tidak hanya untuk memberikan bantuan dari pusat, melainkan juga memberikan dorongan motivasi bagi para petani dan utamanya anak muda. Dalam kunjungan kerjanya ke Desa Pakkasalo, Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Menteri Pertanian Kabinet Jokowi-JK itu bercerita betapa perjuangannya menjadi seperti sekarang ini tidaklah mudah. Bahkan Amran sempat berpikir untuk tidak lagi tinggal di Indonesia. “Saya waktu sekolah dulu tinggal di pondokan, tahun keenam ngontrak. Cuma satu kasur, satu TV, tanpa ranjang. Itu tahun 1996 gaji sebagai PPL (petugas penyuluh lapangan) Rp 150.000. Saya hampir merantau ke Brunei, dan tidak mau kembali lagi ke Indonesia,” kata Amran, Sabtu (4/4/2015).
Ini kisah Amran sebelum sukses jadi menteri
BONE. Empat bulan terakhir Andi Amran Sulaiman sibuk dari sawah ke sawah, tidak hanya untuk memberikan bantuan dari pusat, melainkan juga memberikan dorongan motivasi bagi para petani dan utamanya anak muda. Dalam kunjungan kerjanya ke Desa Pakkasalo, Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Menteri Pertanian Kabinet Jokowi-JK itu bercerita betapa perjuangannya menjadi seperti sekarang ini tidaklah mudah. Bahkan Amran sempat berpikir untuk tidak lagi tinggal di Indonesia. “Saya waktu sekolah dulu tinggal di pondokan, tahun keenam ngontrak. Cuma satu kasur, satu TV, tanpa ranjang. Itu tahun 1996 gaji sebagai PPL (petugas penyuluh lapangan) Rp 150.000. Saya hampir merantau ke Brunei, dan tidak mau kembali lagi ke Indonesia,” kata Amran, Sabtu (4/4/2015).