Ini komentar analis mengenai indeks FTSE Global Equity Index Asia Pasific



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. FTSE Russell mengumumkan daftar saham baru yang masuk dan keluar di Indeks FTSE Global Equity Index Asia Pasific ex Jepang dan China pada Jumat (15/2). Berdasarkan pengumuman FTSE Russell tersebut, saham-saham yang baru masuk akan efektif setelah penutupan pasar pada Jumat (15/3) atau dimulai pada Senin (18/3).

Indeks The FTSE Asia Pacific di luar Jepang dan China ini terdiri dari saham yang memiliki kapitalisasi besar, menengah, kecil dan mikro. Di kelompok kapitalisasi besar terdapat saham-saham emiten Indonesia, seperti CPIN, BDMN, KLBF, SMGR, INTP, INDF. Di kelompok kapitalisasi menengah ada saham BRPT. Sedangkan untuk kapitalisasi mikro di antaranya terdapat AUTO, MSKY, IMAS, ESSA, IMJS, PTSN, MAIN, FORZ, PTRO, ASSA, KBLI, dan GPRA .

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menjelaskan, indeks FTSE tersebut merupakan salah satu indeks konstituen yang dibentuk oleh FTSE Russell yang merupakan bagian dari London Stock Exchange Group’s (LSEG).


“Kalau di Indonesia, misalnya ada LQ45 untuk saham-saham bluechip, kemudian ada IDXSMC untuk small and medium corp. Tapi itu dibentuk oleh IDX dan berisikan saham-saham yang tercatat di BEI saja. 

Sementara FTSE Global Equity Index Asia Pasific di luar Jepang dan China mencangkup saham-saham pilihan dari negara-negara di Asia Pasifik tanpa Jepang dan China,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (18/2).

Sementara, analis Panin Sekuritas William Hartanto berpendapat, FTSE mirip dgn indeks MSCI. “Tapi dalam hal power-nya, FTSE lebih kecil dan biasanya saham-saham yang masuk indeks mereka belum tentu menguat,” ujar William kepada Kontan.co.id, Senin (18/2).

William menyebut, indeks FTSE tidak terlalu menarik untuk dijadikan acuan. “Jarang yang naiknya tinggi,” katanya.

Namun Valdy menilai, indeks FTSE di luar Jepang dan China ini cukup menarik untuk disimak. “Dapat dijadikan salah satu pertimbangan atau acuan, mengingat indeks yang disusun oleh FTSE Russell banyak digunakan sebagai acuan di beberapa bursa efek luar, misalnya FTSE 100 di pasar modal Inggris,” katanya.

Untuk saham domestik di FTSE tersebut, Valdy merekomendasikan IMAS dengan target harga jangka menengah di rentang 3.600-3.800, BDMN dengan target harga 9.500-9.700, GIAA di rentang 550-600, dan SRIL di 360-370. 

Sementara William menjagokan CPIN dengan target harga jangka menengah di level 8.000, BDMN di 9.500, SMGR di 1.350, BRPT di 3.000 – 3.300, PTSN 2.000 – 2.500, dan MAIN 2.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi