NEW YORK. Keputusan yang mengejutkan dari the Federal Reserve untuk memangkas nilai stimulus ternyata disambut positif oleh pasar saham global. Sebab, pelaku pasar menilai, pengurangan nilai stimulus atau dikenal dengan istilah tapering off menandakan bahwa perekonomian AS semakin membaik. Meski demikian, pada akhirnya bursa AS ditutup turun pada Kamis (19/12). Hal ini lebih disebabkan oleh dirilisnya data penjualan rumah AS yang turun 4,3% pada November dan kenaikan pengajuan klaim pengangguran AS mendekati level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir. Di emerging market, pasar saham tampak beragam. Indeks Jepang, misalnya, ditutup dengan lompatan 1,7% yang merupakan level tertinggi sejak 2007 silam. Mata uang yen Jepang bahkan melemah mendekati level terendah dalam lima tahun terakhir di posisi 104,01 versus dollar AS. Sementara, indeks S&P/ASX 200 Australia ditutup di level tertinggi dalam dua pekan terakhir. Sedangkan indeks acuan Asia turun 0,8%, Jakarta Composite Index naik 1%, dan pasar saham Filipina ditutup dengan positif. Dari kawasan Eropa, FTSEurofirst 300 ditutup naik 1,6% pada posisi 1.279,76. Ini merupakan level tertinggi sejak awal Desember lalu. Spanish IBEX 35 ditutup dengan lompatan 3,1%, German DAX ditutup naik 1,5%, dan French CAC 40 naik 1,5%. Perubahan arah kebijakan the Fed dilihat sebagian analis sebagai bukti bahwa akan ada likuiditas lebih besar yang akan akan disuntikkan ke dalam perekonomian AS dalam jangka panjang. Sedangkan sebagian analis lainnya berpendapat bahwa keputusan the Fed ini merupakan sinyal bahwa ekonomi AS semakin membaik. "Saya rasa, konsensus secara umum adalah Fed pada akhirnya memberikan sinyal bahwa perekonomian AS semakin membaik. Di 2014, perekonomian AS akan lebih kuat dan lebih baik," papar Bob Doll, Nuveen Asset Management chief equity strategist. Kendati demikian, aset-aset global yang termasuk dalam kategori safe haven, didera aksi jual besar-besaran pada Kamis (19/12). Emas salah satunya.Harga kontrak emas dunia tadi malam (19/12) ditutup di level terendah dalam tiga tahun terakhir. Mengutip data Bloomberg, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat turun 2,4% dan ditutup di level US$ 1.188,68 per troy ounce pada pukul 17.00 waktu New York. Ini merupakan level terendah sejak 3 Agustus 2010 lalu. Sementara itu, Goldman Sachs Group Inc memprediksi, penurunan harga emas belum akan berakhir. Pada akhir tahun depan, harga emas akan merosot hingga ke posisi US$ 1.050 per troy ounce. "Emas sepertinya akan terus bergerak turun di sepanjang 2014. Penurunan harga emas dipicu oleh pemangkasan nilai stimulus the Federal Reserve. Pada saat pelaku pasar melihat hal ini, harga emas kian tergerus," jelas Jeffrey Currie, head of commodities research di New York.
Ini kondisi pasar finansial global pasca tapering
NEW YORK. Keputusan yang mengejutkan dari the Federal Reserve untuk memangkas nilai stimulus ternyata disambut positif oleh pasar saham global. Sebab, pelaku pasar menilai, pengurangan nilai stimulus atau dikenal dengan istilah tapering off menandakan bahwa perekonomian AS semakin membaik. Meski demikian, pada akhirnya bursa AS ditutup turun pada Kamis (19/12). Hal ini lebih disebabkan oleh dirilisnya data penjualan rumah AS yang turun 4,3% pada November dan kenaikan pengajuan klaim pengangguran AS mendekati level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir. Di emerging market, pasar saham tampak beragam. Indeks Jepang, misalnya, ditutup dengan lompatan 1,7% yang merupakan level tertinggi sejak 2007 silam. Mata uang yen Jepang bahkan melemah mendekati level terendah dalam lima tahun terakhir di posisi 104,01 versus dollar AS. Sementara, indeks S&P/ASX 200 Australia ditutup di level tertinggi dalam dua pekan terakhir. Sedangkan indeks acuan Asia turun 0,8%, Jakarta Composite Index naik 1%, dan pasar saham Filipina ditutup dengan positif. Dari kawasan Eropa, FTSEurofirst 300 ditutup naik 1,6% pada posisi 1.279,76. Ini merupakan level tertinggi sejak awal Desember lalu. Spanish IBEX 35 ditutup dengan lompatan 3,1%, German DAX ditutup naik 1,5%, dan French CAC 40 naik 1,5%. Perubahan arah kebijakan the Fed dilihat sebagian analis sebagai bukti bahwa akan ada likuiditas lebih besar yang akan akan disuntikkan ke dalam perekonomian AS dalam jangka panjang. Sedangkan sebagian analis lainnya berpendapat bahwa keputusan the Fed ini merupakan sinyal bahwa ekonomi AS semakin membaik. "Saya rasa, konsensus secara umum adalah Fed pada akhirnya memberikan sinyal bahwa perekonomian AS semakin membaik. Di 2014, perekonomian AS akan lebih kuat dan lebih baik," papar Bob Doll, Nuveen Asset Management chief equity strategist. Kendati demikian, aset-aset global yang termasuk dalam kategori safe haven, didera aksi jual besar-besaran pada Kamis (19/12). Emas salah satunya.Harga kontrak emas dunia tadi malam (19/12) ditutup di level terendah dalam tiga tahun terakhir. Mengutip data Bloomberg, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat turun 2,4% dan ditutup di level US$ 1.188,68 per troy ounce pada pukul 17.00 waktu New York. Ini merupakan level terendah sejak 3 Agustus 2010 lalu. Sementara itu, Goldman Sachs Group Inc memprediksi, penurunan harga emas belum akan berakhir. Pada akhir tahun depan, harga emas akan merosot hingga ke posisi US$ 1.050 per troy ounce. "Emas sepertinya akan terus bergerak turun di sepanjang 2014. Penurunan harga emas dipicu oleh pemangkasan nilai stimulus the Federal Reserve. Pada saat pelaku pasar melihat hal ini, harga emas kian tergerus," jelas Jeffrey Currie, head of commodities research di New York.