JAKARTA. Kehadiran bus Transjakarta dinilai belum efektif menjalankan fungsi sebagai alat transportasi massal di Jakarta. Hal ini disampaikan oleh pengamat tata kota dari University of California, Berkeley Amerika Serikat (AS), Profesor Robert Cervero, saat memberikan kuliah umum di Kementerian Perhubungan di Jakarta, Kamis (5/7). "Transjakarta belum efektif karena busnya berhenti di titik tertentu yang letaknya jauh dari pusat aktivitas,” kata Carvero. Selain itu, masalah Transjakarta lainnya adalah kecepatan bus yang lambat ditambah lagi dengan jumlah armada yang terbatas. Padahal, kata Carvero, Transjakarta yang mengadopsi konsep Bus Rapid Transit (BRT) memiliki konsep pemberhentian ada di pusat pemberhentian publik seperti sekolah, pusat belanja atau rumah sakit. “Titik pemberhentian harus dibangun di lokasi tepat. Jangan karena alasan biaya, titik pemberhentian dipindah dan dibangun di lokasi yang tak tepat dan jauh," terangnya.
Ini kritik ahli tata kota terhadap Transjakarta
JAKARTA. Kehadiran bus Transjakarta dinilai belum efektif menjalankan fungsi sebagai alat transportasi massal di Jakarta. Hal ini disampaikan oleh pengamat tata kota dari University of California, Berkeley Amerika Serikat (AS), Profesor Robert Cervero, saat memberikan kuliah umum di Kementerian Perhubungan di Jakarta, Kamis (5/7). "Transjakarta belum efektif karena busnya berhenti di titik tertentu yang letaknya jauh dari pusat aktivitas,” kata Carvero. Selain itu, masalah Transjakarta lainnya adalah kecepatan bus yang lambat ditambah lagi dengan jumlah armada yang terbatas. Padahal, kata Carvero, Transjakarta yang mengadopsi konsep Bus Rapid Transit (BRT) memiliki konsep pemberhentian ada di pusat pemberhentian publik seperti sekolah, pusat belanja atau rumah sakit. “Titik pemberhentian harus dibangun di lokasi tepat. Jangan karena alasan biaya, titik pemberhentian dipindah dan dibangun di lokasi yang tak tepat dan jauh," terangnya.