JAKARTA. Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang memberikan penjelasan mengenai latar belakang di balik surat atas nama Ketua DPR Setya Novanto yang dikirim ke Pertamina. "Itu terkait fasilitas penyimpanan BBM di Merak-Cilegon dengan kapasitas 280.000 kiloliter," kata Ahmad melalui layanan pesan, Rabu (18/11). Ahmad pun menjelaskan duduk perkara utang piutang yang melibatkan Pertamina dan PT Orbit Terminal Merak (OTM).
Ahmad mengatakan, kontrak sewa terjadi pada Oktober 2014. Waktu itu, Ahmad belum menjabat sebagai Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina. Jabatan itu sebelumnya dipegang oleh Hanung Budya. Setelah itu, kata Ahmad, Pertamina minta renegosiasi tarif, toleransi kerugian, jenis produk, dan sebagainya. Proses renegosiasi ini hingga saat ini pun masih berjalan. "Selama belum ada titik temu, kami belum membayar satu sen pun," ucap Ahmad. Pertamina akan melakukan pembayaran setelah proses renegosiasi yang melibatkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) itu rampung. "Mungkin karena itu, OTM minta bantuan pihak lain," kata Ahmad. "(Namun) kami tidak terpengaruh, tetap jalan secara profesional. Keputusan akhir tetap ada di rapat BOD, bukan Dirut atau saya sendiri," ucapnya. Dibantah DPR, dibenarkan Pertamina Hingga saat ini, Setya Novanto belum memberikan konfirmasi terkait surat itu. Sebelumnya, beredar surat tertanggal 17 Oktober 2015 dari Setya Novanto kepada Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soejipto. Dalam surat tersebut, Setya menagih pembayaran kepada PT Pertamina terkait biaya penyimpanan bahan bakar minyak (BBM) yang disimpan oleh PT OTM. Pada surat tersebut, Setya Novanto menyebutkan nama mantan Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Hanung Budya yang sudah berjanji membayar tagihan tersebut. Namun, Kepala Bagian Tata Usaha Ketua DPR Hani Tahapari membantah adanya surat itu. Menurut dia, DPR tak pernah mengeluarkan surat tersebut. Selain itu, ada perbedaan antara surat yang beredar itu dan surat resmi yang biasa dikeluarkan DPR. Di surat yang beredar, kop DPR berada di tengah.
Adapun Vice President Corporate and Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro membenarkan ada surat dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto ke Pertamina perihal kerja sama Pertamina dengan PT OTM. "Betul ada surat tersebut. Surat itu kami terima tanggal 19 Oktober 2015," ujar Wianda kepada Kompas.com, Rabu (18/11). Meski demikian, Wianda tidak mengetahui apakah surat tersebut benar-benar berasal dari Setya atau bukan. (Estu Suryowati) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia