KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transformasi digital merupakan keniscayaan bagi industri perbankan. Banyak bank sudah mengembangkan digital banking, bahkan ada yang sudah konversi menjadi bank digital. Transformasi digital bukan hanya terkait dengan adopsi teknologi baru, namun sangat menyangkut dengan perubahan pola pikir. Sehingga kesuksesan transformasi digital tidak cukup hanya dengan punya uang besar untuk beli teknologi. Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana mengatakan, pola pikir organisasi bank harus berubah mengikuti setiap perkembangan.
"Di era digital ini, semua bisa berubah dengan cepat. Oleh karena itu, bank harus agile atau berubah setiap saat menjadi lebih baik. Arsitektur infrastruktur juga harus dibangun lebih modern," jelasnya dalam dalam Kompas100 CEO Forum di Jakarta, Kamis (11/11). Mengubah pola pikir organisasi merupakan hal yang paling sulit dilakukan. Itu merupakan tantangan besar yang dihadapi BTPN ketika awal membangun bank digital Jenius lima tahun silam. Baca Juga: BCA salurkan kredit lewat kerja sama digital senilai Rp 145 miliar per Oktober 2021 Saat itu, sumber daya manusia (SDM) atau talent yang memiliki kompetensi melakukan tranformasi digital sangat langka. BTPN belum memiliki SDM yang memadai untuk mendukung pengembangan Jenius tahap awal sehingga perseroan mengambil talent dari pasar. "Sampai sekarang di tempat kami masih ada bankir yang berpikir trandisional dan ada yang modern. Namun, kami tetap berkomitmen untuk terus melakukan transformasi digital kepada SDM kami," katanya.