Ini langkah antisipasi Manajer Investasi untuk kerek performa reksadana campuran



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan BI 7 Day Repo Rate dinilai belum akan berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksadana campuran. Manajer Investasi pun melakukan upaya antisipasi mengingat kinerja rata-rata reksadana tersebut masih belum memuaskan.

Sekadar informasi, kinerja rata-rata reksadana campuran yang tercatat dalam Infovesta Balanced Fund Index telah terkoreksi 1,24% secara year to date (Ytd) hingga akhir April lalu.

Presiden Direktur BNI Asset Management, Reita Farianti mengatakan, pihaknya berupaya menambah porsi obligasi korporasi yang dinilai memiliki risiko volatilitas yang lebih rendah ketimbang obligasi pemerintah.


Untuk saham, BNI AM juga mulai mengurangi porsi saham yang fundamentalnya rentan terhadap perubahan suku bunga acuan BI 7 Day Repo Rate. “Kami menambah porsi saham dari emiten-emiten yang diuntungkan dari pelemahan rupiah,” kata Reita, Jumat (18/5).

Direktur Corfina Capital, Bambang Subiantoro mengaku, pihaknya tengah fokus pada perbaikan aset obligasi agar kinerja reksadana campuran yang dimiliki Corfina tetap terjaga. Ia pun bilang, upaya rebalancing dengan menambah jumlah obligasi tenor pendek menjadi pilihan yang diambil pihak Corfina.

Hal tersebut untuk menghindari potensi penurunan harga obligasi yang lebih jauh kendati BI telah menaikan suku bunga acuannya. Apalagi, saat ini tren kenaikan yield US Treasury masih terus terjadi, sehingga harga SUN masih berpeluang tertekan akibat yield yang bergerak naik.

Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menyarankan agar manajer investasi tetap fokus pada aset portofolio reksadana campurannya. Ia pun tidak mempermasalahkan apabila manajer investasi memperbanyak porsi saham atau porsi obligasi pada produk reksadana campuran yang dikelolanya.

Lebih lanjut, pada dasarnya terdapat reksadana campuran agresif yang memiliki aset berupa saham dengan jumlah besar. Kemudian, ada juga reksadana campuran moderat yang porsi saham dan obligasinya seimbang serta reksadana campuran konservatif yang porsi obligasinya tergolong besar. Setiap tipe reksadana campuran tersebut memiliki risiko yang berbeda-beda.

“Tidak masalah jika kinerja reksadana campuran agresif terkoreksi sewaktu-waktu karena sudah risikonya seperti itu. Yang penting manajer investasi mengkomunikasikannya dengan para investor,” ungkap Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie