Ini langkah Kementan untuk mengantisipasi gejolak harga pangan jelang Ramadan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, ada beberapa hal penting yang menjadi perhatian Kementan apalagi saat memasuki bulan Ramadan. Hal-hal penting ini antara lain menjamin ketersediaan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia serta mengantisipasi adanya gejolak harga pangan.

"Kita semua tahu bahwa beberapa bulan ke depan kita akan menghadapi bulan puasa dan high season Idul Fitri pada bulan April dan Mei. Namun, sebelumnya kita juga menghadapi panen raya pada bulan Maret sampai April. Untuk itu Kementan telah mengambil langkah-langkah antisipasi," ujar Syahrul di Gedung DPR RI, Senin (17/2).

Langkah awal yang disiapkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) adalah menjaga ketersediaan dan kebutuhan pangan tetap tersedia sampai bulan Mei 2020 mendatang.


Baca Juga: Jaga stabilitas pangan jelang Lebaran, Bulog lakukan operasi pasar

Menurut Syahrul, prognosis untuk sebelas bahan pangan pokok diperkirakan akan tercukupi. Kesebelas bahan pangan pokok tersebut adalah beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi atau kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, dan minyak goreng. Meskipun untuk bawang putih, daging sapi atau kerbau, serta gula pasir sebagian masih didatangkan melalui impor.

Selain itu, Kementan melanjutkan program Gelar Pasar Murah (GPM) pada bulan Februari dan bulan-bulan selanjutnya, sebagai langkah antisipasi untuk menjaga stabilitas harga pangan yang rentan mengalami fluktuasi, seperti cabai, bawang putih, gula, daging ayam, serta daging sapi.

Ditambah, Kementan juga merencanakan pasokan atau produksi dalam negeri melalui daerah-daerah sentra produksi cabai, bawang merah, dan komoditi hortikultura lainnya.

Baca Juga: Gapmmi prediksi penjualan makanan & minuman tumbuh 30% selama Ramadan dan Lebaran

Kemudian, terkait dengan upaya antisipasi dalam menghadapi panen raya pada bulan Maret dan April, Kementan melakukan berbagai langkah penting. Pertama, melakukan sinergi dengan pihak penggilingan, petani, off taker, dan lembaga keuangan untuk menjaga stabilitas harga gabah petani saat panen raya. Kedua, meneyrap gabah petani dengan melakukan kerja sama bersama Bulog.

Meskipun beberapa bahan pokok pasokannya mencukupi, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia akan terbebas dari melakukan impor terhadap beberapa komoditas, seperti daging sapi atau kerbau. Ini karena pada saat bulan Ramadan permintaan dan konsumsi masyarakat turut meningkat, sehingga ketersediaan dalam negeri menjadi kurang.

"Mau tidak mau harus impor. Terpaksa ini harus dilakukan, tidak berarti tanpa upaya untuk mengedrop agar kita bisa mengurangi impor dan mengurangi ketergantungan kepada negara lain," kata Syahrul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati