Ini Langkah RI Perkuat Peran dalam Rantai Pasok Global



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tensi geopolitik beberapa negara masih belum pulih sepenuhnya. Termasuk, tensi geopolitik yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China. 

Perang dingin keduanya, salah satunya, bisa disoroti dari aktivitas perdagangan. Paman Sam pernah memutuskan untuk mengurangi ketergantungan pada China atau dikenal dengan istilah derisking. 

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan, Indonesia bisa menangkap momen dengan meningkatkan dan memperkuat posisi kerja sama dengan negara-negara tersebut. 


Baca Juga: Pemerintah Kerek Pajak Karyawan dan Turunkan Pajak Orang Kaya

Apalagi, dengan melihat China maupun AS merupakan dua negara mitra dagang terbesar Indonesia selama beberapa waktu terakhir. 

"Indonesia bisa mendorong kerja sama perdagangan atau investasi dengan negara yang melakukan restrukturisasi rantai pasok global, seperti AS ini," tegas David kepada Kontan.co.id, Minggu (19/11). 

Namun demikian, David juga mengingatkan bahwa Indonesia perlu berbenah diri dengan mengidentifikasi keunggulan produk perdagangan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara mitra AS yang lain. 

Baca Juga: Melihat Ketimpangan Tajam Antara Pajak Karyawan dan Orang Kaya di Indonesia

Selain itu, Indonesia perlu juga melakukan reformasi struktural dan perangkat aturan yang mendukung untuk mempercepat implementasi penguatan perdagangan internasional dan memperbesar peran dalam rantai pasok global. 

Hanya, secara keseluruhan, David mengungkapkan perdagangan internasional Indonesia masih solid. 

Namun, ia mengingatkan, konflik yang berkepanjangan terjadi di dunia tetap akan memengaruhi kinerja perdagangan internasional ke depan. 

Untuk itulah, David mengingatkan diversifikasi produk ekspor dan negara mitra dagang perlu dilakukan, sehingga Indonesia tak hanya bergantung pada produk komoditas tradisional dan negara mitra dagang yang sudah ada. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .