KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Genderang perang dagang yang ditabuh Presiden AS Donald J. Trump terhadap negara-negara maju mulai menjadi bumerang bagi sebagian perusahaan AS. Pabrik motor gede Harley-Davidson Inc., salah satunya. Kemarin (25/6) Harley, sebagai perusahaan publik yang terdaftar di New York Stock Exchange (NYSE), menyampakan keterbukaan informasi kepada otoritas pasar modal AS, Securities and Exchanhe Commission (SEC), yang mengejutkan publik. Bahkan laporan ini telah membuat berang Presiden Trump. Melalui Twitter, Trump menyampaikan keterkejutan dan kecewaannya. Dia menyebut Harley sebagai perusahaan AS pertama yang mengibarkan bendera putih.
Surprised that Harley-Davidson, of all companies, would be the first to wave the White Flag. I fought hard for them and ultimately they will not pay tariffs selling into the E.U., which has hurt us badly on trade, down $151 Billion. Taxes just a Harley excuse - be patient! #MAGA — Donald J. Trump (@realDonaldTrump) June 25, 2018
Dalam laporan keterbukaan tersebut Harley membeberkan rencana untuk memindahkan basis produksi untuk pasar Uni Eropa dari AS ke fasilitas internasional mereka. Langkah ini mereka ayunkan merupakan respon terhadap kenaikan tarif impor Uni Eropa yang diterapkan kepada moge produksi Harley yang mulai berlaku 22 Juni 2018. Secara terus terang, Harley juga menyebut kenaikan tarif oleh Uni Eropa tersebut sebagai respon terhadap pemberlakukan tarif baja dan aluminium AS terhadap Uni Eropa.
Harley juga membeberkan kalkulasi untung rugi sehingga mereka memutuskan memindahkan produksi sebagian motor mereka ke luar AS. Berikut cuplikan laporan keterbukaan informasi yang disampaikan Harley-Davidson Inc. yang bisa diakses melalui
salah satu laman arsip SEC ini:
"Uni Eropa memberlakukan tarif atas berbagai produk buatan AS, termasuk sepeda motor Harley-Davidson. Tarif ini, yang berlaku efektif 22 Juni 2018, diberlakukan sebagai respons terhadap tarif yang dikenakan AS pada baja dan aluminium yang diekspor dari UE ke AS. Akibatnya, tarif UE untuk sepeda motor Harley-Davidson yang diekspor dari AS meningkat dari 6% menjadi 31%. Harley-Davidson memperkirakan tarif ini akan menghasilkan biaya tambahan sekitar rata-rata $ 2.200 per sepeda yang diekspor dari AS ke UE. Harley-Davidson yakin peningkatan biaya yang luar biasa ini, jika diteruskan ke dealer dan pelanggan ritelnya, akan memiliki dampak merugikan langsung dan langgeng terhadap bisnisnya di kawasan ini, mengurangi akses pelanggan ke produk Harley-Davidson, dan berdampak negatif terhadap keberlanjutan bisnis dealernya. Oleh karena itu, Harley-Davidson tidak akan menaikkan harga eceran yang disarankan produsen atau harga grosir kepada dealernya untuk menutupi biaya tarif pembalasan. Dalam waktu dekat, perusahaan akan menanggung dampak signifikan yang dihasilkan dari tarif ini, dan perusahaan memperkirakan biaya tambahan untuk sisa 2018 menjadi sekitar $ 30 hingga $ 45 juta. Dalam basis setahun penuh, perusahaan memperkirakan dampak tahunan agregat karena tarif Uni Eropa sekitar $ 90 hingga $ 100 juta. Untuk mengatasi biaya substansial dari beban tarif jangka panjang ini, Harley-Davidson akan menerapkan rencana mengalihkan produksi sepeda motor untuk tujuan Uni Eropa dari AS ke fasilitas internasionalnya untuk menghindari beban tarif. Harley-Davidson mengharapkan peningkatan produksi di pabrik internasional akan membutuhkan investasi tambahan dan dapat memakan waktu setidaknya 9 hingga 18 bulan untuk sepenuhnya selesai. Harley-Davidson mempertahankan komitmen yang kuat untuk manufaktur yang berbasis di AS yang dihargai oleh pengendara secara global. Meningkatkan produksi internasional untuk mengurangi beban tarif Uni Eropa bukanlah pilihan perusahaan, tetapi mewakili satu-satunya opsi berkelanjutan untuk menjadikan sepeda motornya dapat diakses oleh pelanggan di UE dan mempertahankan bisnis yang layak di Eropa. Eropa adalah pasar penting bagi Harley-Davidson. Pada tahun 2017, hampir 40.000 pengendara membeli sepeda motor Harley-Davidson baru di Eropa, dan pendapatan yang dihasilkan dari negara-negara UE adalah yang kedua setelah AS. Tujuan Harley-Davidson adalah untuk memenuhi impian kebebasan pribadi bagi pelanggan yang tinggal di Uni Eropa dan di seluruh dunia, dan perusahaan tetap sepenuhnya terlibat dengan pejabat pemerintah baik di AS dan Uni Eropa membantu menemukan solusi berkelanjutan untuk masalah perdagangan dan membatalkan semua tarif yang membatasi perdagangan bebas dan adil. Harley-Davidson akan memberikan rincian lebih lanjut tentang implikasi keuangan dan rencana untuk mengurangi dampak dari tarif pembalasan Uni Eropa selama panggilan konferensi pendapatan kuartal kedua perusahaan pada 24 Juli 2018, pada 8:00 AM CDT." Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hasbi Maulana