JAKARTA. Sejumlah berita hangat berikut diprediksi akan mempengaruhi pasar finansial Indonesia hari ini. Silakan simak. - Imbalan sukuk ritel ditetapkan 8,75%Para investor obligasi, segera siapkan dana untuk memburu instrumen Sukuk Negara Ritel seri SR-006. Instrumen surat utang negara syariah yang akan terbit 5 Maret 2014 itu menawarkan kupon lumayan menggiurkan.Pemerintah menawarkan tingkat imbalan tetap alias kupon 8,75% per tahun untuk sukuk ritel bertenor tiga tahun tersebut. Imbalan ini lebih tinggi ketimbang bunga penjaminan simpanan perbankan yang maksimal sebesar 7,5%.Belum jelas, berapa nilai sukuk ritel yang pemerintah terbitkan pada tahun ini. Namun, sekadar perbandingan, tahun lalu, pemerintah menerbitkan sukuk ritel seri SR-005 senilai Rp 14,968 triliun, dengan kupon sebesar 6%.Sebelumnya, Direktur Pembiayaan Syariah Ditjen Pengelolaan Utang, Dahlan Siamat bilang, besaran penerbitan sukuk ritel SR-006 tidak akan berbeda jauh dari penerbitan SR-005.- Surat utang Rp 6,7 triliun segera terbitPilihan berinvestasi di obligasi korporasi bakal semakin melimpah. Dalam dua bulan mendatang, setidaknya terdapat obligasi dengan total emisi Rp 6,7 triliun yang akan terbit.Nilai obligasi korporasi itu merupakan mandat pemeringkatan yang telah diterima PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) hingga 7 Februari 2014 untuk penerbitan surat utang baru. "Obligasi itu akan diterbitkan oleh 11 perusahaan. Enam perusahaan di antaranya merupakan perusahaan terbuka," ungkap Ronald Kasim, Presiden Direktur Pefindo, Rabu (12/2).Ia tak menyebut emiten yang akan merilis obligasi itu. Yang jelas, dua emiten bank akan menerbitkan obligasi dengan total nilai emisi Rp 1 triliun. Lalu, emiten sektor makanan dan minuman akan merilis obligasi Rp 500 miliar, emiten farmasi dengan emisi Rp 300 miliar. Kemudian, emiten ritel dengan emisi Rp 1 triliun, dan emiten transportasi dengan emisi obligasi senilai Rp 1 triliun.Adapun sisanya merupakan perusahaan tertutup, seperti perusahaan properti yang akan menerbitkan obligasi senilai Rp 1 triliun, lalu perusahaan sekuritas senilai Rp 1 triliun, perusahaan pembiayaan sebesar Rp 500 miliar. Kemudian perusahaan perkebunan akan menjual obligasi Rp 250 miliar, dan perusahaan pariwisata juga akan menerbitkan obligasi senilai Rp 200 miliar.- Posisi rupiahDari awal pekan, rupiah terus menguat. Di pasar spot, Rabu (12/2), rupiah terapresiasi 0,49% dari hari sebelumnya menjadi 12.088 terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan penguatan rupiah 0,4% dari hari sebelumnya menjadi 12.115.Analis pasar uang Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto menilai, penguatan rupiah tersokong rilis data dalam negeri yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari ekspetasi.Sedangkan dari luar negeri, rilis data nonfarm payrolls Amerika Serikat yang buruk, membuat dollar AS terpuruk."Penguatan mata uang ini tidak hanya dirasakan oleh rupiah saja, tapi mata uang negara lain juga, karena dollar yang terus melemah," kata Rully.Analis Megagrowth Futures, Wahyu Tribowo Laksono juga menilai, penguatan rupiah lebih disebabkan rilis data tenaga kerja AS yang membuat dollar AS jatuh.Sedangkan dari dalam negeri, Wahyu bilang, pasar masih menunggu keputusan BI rate, hari ini.Wahyu memperkirakan, rupiah masih akan menguat di kisaran 12.000-12.100 pada hari ini. Prediksi Rully, rupiah bakal menguat terbatas di kisaran 11.900-12.050.- Posisi IHSGIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi II hari Rabu (12/2) kemarin, bertahan di zona hijau dengan penguatan 26,10 poin atau naik 0,58% menjadi 4.496,29.Tercatat ada 179 saham naik, 95 saham turun dan 91 saham diam tak bergerak. Ada 4,90 miliar saham berpindah tangan dengan nilai Rp 5,54 triliun.Delapan sektor menguat dan berada di zona hijau, yakni sektor; perdagangan naik 1,29%, industri lainnya naik 0,99%, perkebunan naik 0,93%, produk konsumen naik 0,66%, basic industry naik 0,65%, keuangan naik 0,32%, pertambangan naik 0,02% dan infrastruktur naik 0,53%.Ada dua sektor tenggelam di zona merah, konstruksi dan manufaktur masing-masing turun sebesar 0,08% dan 0,61%.- Posisi Wall Street Bursa AS keok setelah berhasil mencatatkan kenaikan selama empat hari. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun kurang dari 0,1% menjadi 1.819,27. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,2% menjadi 15.964,27. Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni: Procter & Gamble Co yang turun 1,7%, Amazon.com turun 3,5%, Dow Chemical Co turun 1%, dan TripAdvisor Inc yang naik 7,2%. Rupanya, aksi jual sejumlah saham membayangi sentimen positif berupa optimisme mengenai pertumbuhan ekonomi AS. "Pelaku pasar tengah mengambil napas. Washington berhasil mempengaruhi pasar kembali, di mana Yellen memastikan tapering akan terus dilakukan," jelas Phil Orlando, chief equity market strategist Federated Investors Inc.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ini lima isu hangat yang layak disimak hari ini
JAKARTA. Sejumlah berita hangat berikut diprediksi akan mempengaruhi pasar finansial Indonesia hari ini. Silakan simak. - Imbalan sukuk ritel ditetapkan 8,75%Para investor obligasi, segera siapkan dana untuk memburu instrumen Sukuk Negara Ritel seri SR-006. Instrumen surat utang negara syariah yang akan terbit 5 Maret 2014 itu menawarkan kupon lumayan menggiurkan.Pemerintah menawarkan tingkat imbalan tetap alias kupon 8,75% per tahun untuk sukuk ritel bertenor tiga tahun tersebut. Imbalan ini lebih tinggi ketimbang bunga penjaminan simpanan perbankan yang maksimal sebesar 7,5%.Belum jelas, berapa nilai sukuk ritel yang pemerintah terbitkan pada tahun ini. Namun, sekadar perbandingan, tahun lalu, pemerintah menerbitkan sukuk ritel seri SR-005 senilai Rp 14,968 triliun, dengan kupon sebesar 6%.Sebelumnya, Direktur Pembiayaan Syariah Ditjen Pengelolaan Utang, Dahlan Siamat bilang, besaran penerbitan sukuk ritel SR-006 tidak akan berbeda jauh dari penerbitan SR-005.- Surat utang Rp 6,7 triliun segera terbitPilihan berinvestasi di obligasi korporasi bakal semakin melimpah. Dalam dua bulan mendatang, setidaknya terdapat obligasi dengan total emisi Rp 6,7 triliun yang akan terbit.Nilai obligasi korporasi itu merupakan mandat pemeringkatan yang telah diterima PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) hingga 7 Februari 2014 untuk penerbitan surat utang baru. "Obligasi itu akan diterbitkan oleh 11 perusahaan. Enam perusahaan di antaranya merupakan perusahaan terbuka," ungkap Ronald Kasim, Presiden Direktur Pefindo, Rabu (12/2).Ia tak menyebut emiten yang akan merilis obligasi itu. Yang jelas, dua emiten bank akan menerbitkan obligasi dengan total nilai emisi Rp 1 triliun. Lalu, emiten sektor makanan dan minuman akan merilis obligasi Rp 500 miliar, emiten farmasi dengan emisi Rp 300 miliar. Kemudian, emiten ritel dengan emisi Rp 1 triliun, dan emiten transportasi dengan emisi obligasi senilai Rp 1 triliun.Adapun sisanya merupakan perusahaan tertutup, seperti perusahaan properti yang akan menerbitkan obligasi senilai Rp 1 triliun, lalu perusahaan sekuritas senilai Rp 1 triliun, perusahaan pembiayaan sebesar Rp 500 miliar. Kemudian perusahaan perkebunan akan menjual obligasi Rp 250 miliar, dan perusahaan pariwisata juga akan menerbitkan obligasi senilai Rp 200 miliar.- Posisi rupiahDari awal pekan, rupiah terus menguat. Di pasar spot, Rabu (12/2), rupiah terapresiasi 0,49% dari hari sebelumnya menjadi 12.088 terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan penguatan rupiah 0,4% dari hari sebelumnya menjadi 12.115.Analis pasar uang Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto menilai, penguatan rupiah tersokong rilis data dalam negeri yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari ekspetasi.Sedangkan dari luar negeri, rilis data nonfarm payrolls Amerika Serikat yang buruk, membuat dollar AS terpuruk."Penguatan mata uang ini tidak hanya dirasakan oleh rupiah saja, tapi mata uang negara lain juga, karena dollar yang terus melemah," kata Rully.Analis Megagrowth Futures, Wahyu Tribowo Laksono juga menilai, penguatan rupiah lebih disebabkan rilis data tenaga kerja AS yang membuat dollar AS jatuh.Sedangkan dari dalam negeri, Wahyu bilang, pasar masih menunggu keputusan BI rate, hari ini.Wahyu memperkirakan, rupiah masih akan menguat di kisaran 12.000-12.100 pada hari ini. Prediksi Rully, rupiah bakal menguat terbatas di kisaran 11.900-12.050.- Posisi IHSGIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi II hari Rabu (12/2) kemarin, bertahan di zona hijau dengan penguatan 26,10 poin atau naik 0,58% menjadi 4.496,29.Tercatat ada 179 saham naik, 95 saham turun dan 91 saham diam tak bergerak. Ada 4,90 miliar saham berpindah tangan dengan nilai Rp 5,54 triliun.Delapan sektor menguat dan berada di zona hijau, yakni sektor; perdagangan naik 1,29%, industri lainnya naik 0,99%, perkebunan naik 0,93%, produk konsumen naik 0,66%, basic industry naik 0,65%, keuangan naik 0,32%, pertambangan naik 0,02% dan infrastruktur naik 0,53%.Ada dua sektor tenggelam di zona merah, konstruksi dan manufaktur masing-masing turun sebesar 0,08% dan 0,61%.- Posisi Wall Street Bursa AS keok setelah berhasil mencatatkan kenaikan selama empat hari. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun kurang dari 0,1% menjadi 1.819,27. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,2% menjadi 15.964,27. Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni: Procter & Gamble Co yang turun 1,7%, Amazon.com turun 3,5%, Dow Chemical Co turun 1%, dan TripAdvisor Inc yang naik 7,2%. Rupanya, aksi jual sejumlah saham membayangi sentimen positif berupa optimisme mengenai pertumbuhan ekonomi AS. "Pelaku pasar tengah mengambil napas. Washington berhasil mempengaruhi pasar kembali, di mana Yellen memastikan tapering akan terus dilakukan," jelas Phil Orlando, chief equity market strategist Federated Investors Inc.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News