MOMSMONEY.ID - Demi keamanan dan kesehatan buah hati, yuk simak cara tepat memanaskan ASI dari kulkas! Selamat ya Moms atas kelahiran buah hatinya! Selamat mengASIhi. Tentu setiap ibu memiliki perjalanan mengASIhi yang berbeda. Jika Anda salah satu ibu yang harus memberikan ASI Perah (ASIP) maka perlu tahu cara menghangatkan ASI yang disimpan di kulkas
Baca Juga: 9 Makanan Kontradiktif yang Tak Boleh Disantap Bersama Buah Jeruk Cara menghangatkan ASI dari kulkas haruslah tepat supaya nutrisi tidak hilang. Serta tentunya supaya ASIP tetap aman saat dikonsumsi buah hati. Melansir berbagai sumber, ASIP sebaiknya dikeluarkan terlebih dahulu dari kulkas. Sehingga ASIP mendapatkan paparan suhu ruang terlebih dahulu sebelum direndam air hangat. Setelah mengeluarkan ASIP, silahkan panaskan air. Namun jangan sampai mendidih. Setelah itu tuang air hangat ke mangkok. Kemudian rendam kantong ASIP atau botol ASIP yang tadi sudah Anda keluarkan dari kulkas. Rendam hingga suhu ASIP hangat. Biasanya cukup rendam 1-3 menit. Namun pastikan juga susu sudah cukup hangat jika Anda raba dengan tangan. Jika sudah, tuangkan ASIP ke botol susu yang sudah Anda sterilkan. Goyangkan ASI dengan lembut jangan sampai keluar bola udara. Setelah itu segera berikan ke buah hati Anda. Berapa lama ASI bertahan setelah keluar dari kulkas? Melansir berbagai, setelah ASI dipanaskan sebaiknya segera berikan kepada bayi Anda. Adapun jika suhu udara sekitar 25C maka ASI hanya bertahan 2-4 jam. Jika cuaca sangat panas berarti ketahanan ASI lebih singkat dari 2-4 jam.
Baca Juga: Bikin Breakout, Ini 4 Kesalahan Pakai Face Oil yang Harus Anda Hindari Sehingga ada baiknya saat bepergian Anda telah menyiapkan cooler box untuk membawa ASI dan termos berisi air panas untuk menghangatkannya. Melansir Alodokter, ASI yang disimpan di cooler box dengan tambahan kantong es bisa bertahan 24 jam. Apakah ASI dari kulkas dihangatkan boleh masuk kulkas lagi? Melansir Hegenm sebaiknya jangan memasukkan ASI yang sudah dihangatkan ke dalam kulkas. Ini akan membuat adanya risiko pertumbuhan bakteri pada ASI dan membuatnya tidak aman dikonsumsi bayi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Benedicta Alvinta