KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu cara yang diyakini dapat bekerja secara efektif mencegah penularan virus corona adalah dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Bahkan, sabun disebut lebih efektif untuk digukaan daripada cairan pembersih tangan atau
hand sanitizer, karena dapat menghilangkan bakteri dan virus yang ada di permukaan kulit.
Baca Juga: Waspadai gejala kecemasan selama pandemi virus corona Profesor kimia dari University of New South Wales, Sydney, Pall Thordarson menjelaskan dalam sebuah artikel di The Guardian (12/3), mengapa sabun justru ampuh untuk menghentikan persebaran virus, saat belum ada satupun obat yang berhasil menyembuhkan infeksinya. Menghancurkan virus di kulit Virus merupakan partikel nano dengan bagian terlemah berupa lemak yang disebut
lipid bilayer. Sementara sabun melarutkan membran lemak virus sehingga bisa menghancurkan virus atau mematikannya. Secara lebih detail, virus sebenarnya terbentuk dari tiga komponen utama, yakni
ribonucleic acid (RNA), protein, dan lipid (lemak). Sel tubuh yang terinfeksi virus kemudian memproduksi ketiga komponen tersebut yang pada akhirnya akan membentuk virus yang baru.
Saat sel tubuh yang dihinggapi virus sudah mati, maka virus-virus ini akan menginfeksi sel lainnya hingga berakhir di saluran paru-paru. Dari hasil penelitian, ketiga bahan yang membentuk virus itu tidak terikat secara kuat, sehingga tidak dibutuhkan bahan kimia keras untuk melepaskan mereka satu sama lain.
Baca Juga: Ini ciri-ciri virus corona dari hari ke hari yang harus diwaspadai Air saja tak cukup Mencuci tangan menggunakan air yang mengalir memang bisa saja dilakukan, namun air tidak cukup untuk menghilangkan virus yang menempel. Air tidak cukup kuat untuk memisahkan virus yang lengket dengan permukaan kulit. Lain halnya dengan air sabun. Sabun mengandung sejenis lemak yang disebut sebagai amphiphiles. Amphiphiles ini secara struktur sangat mirip dengan lemak yang ada di membran virus. Sehingga molekul-molekul sabun dapat 'bertarung' dengan lemak yang ada di membran virus.
Editor: Tendi Mahadi