JAKARTA. Indonesia Corruption Watch (ICW) melaporkan adanya dugaan korupsi pengadaan UPS, scanner, printer 3D dan 6 judul buku untuk sejumlah sekolah berasal dari investigasi dan penelaahan dokumen APBD DKI Jakarta versi DPRD 2015 dan APBD dan APBDP 2014. Dalam penelusurannya, koordinator divisi monitoring pelayanan publik ICW, Febri Hendri menjelaskan bahwa modus korupsi dengan menggelembungkan (mark-up) harga perkiraan sendiri (HPS). "Sebelum melakukan lelang membuat HPS untuk menilai apakah penawaran harga peserta lelang wajar atau tidak, kalau HPS ketinggian maka harga penawaran bisa rendah. Kami temukan ketika menetapkan HPS. panitia lelang UPS menggunakan 3 harga dari 3 distributor yakni PT Istana Multimedia dengan merek Philotea, PT Duta Cipta Artha dengan merek Kehua, dan PT Offistarindo Adhipirma dengan merek AEC/ALP yang ternyata mereka adalah pemasok dan pemberi dukungan bagi perusahaan peserta lelang lain" ujar Febri di KPK, Kamis (26/3).
Ini modus korupsi UPS di APBD DKI versi ICW
JAKARTA. Indonesia Corruption Watch (ICW) melaporkan adanya dugaan korupsi pengadaan UPS, scanner, printer 3D dan 6 judul buku untuk sejumlah sekolah berasal dari investigasi dan penelaahan dokumen APBD DKI Jakarta versi DPRD 2015 dan APBD dan APBDP 2014. Dalam penelusurannya, koordinator divisi monitoring pelayanan publik ICW, Febri Hendri menjelaskan bahwa modus korupsi dengan menggelembungkan (mark-up) harga perkiraan sendiri (HPS). "Sebelum melakukan lelang membuat HPS untuk menilai apakah penawaran harga peserta lelang wajar atau tidak, kalau HPS ketinggian maka harga penawaran bisa rendah. Kami temukan ketika menetapkan HPS. panitia lelang UPS menggunakan 3 harga dari 3 distributor yakni PT Istana Multimedia dengan merek Philotea, PT Duta Cipta Artha dengan merek Kehua, dan PT Offistarindo Adhipirma dengan merek AEC/ALP yang ternyata mereka adalah pemasok dan pemberi dukungan bagi perusahaan peserta lelang lain" ujar Febri di KPK, Kamis (26/3).