Ini Negara Terbaik bagi Imigran Berpendidikan Tinggi Menurut OECD



KONTAN.CO.ID - DW. Studi Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) yang diterbitkan Rabu, 29 Mei 2019 mengungkap negara-negara mana saja yang paling menarik bagi pekerja migran dengan pendidikan tinggi, bagi pengusaha, dan juga bagi mahasiswa. Salah satu indikasi yang digunakan adalah kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan diri sendiri, dan untuk meningkatkan karir. Menurut studi OECD Jerman menduduki tempat ke-12.

Dilihat dari sejumlah indikasi, antara lain kesempatan dan prospek masa depan, Jerman berada di posisi tengah, didahului antara lain oleh Australia, Swedia, Swiss, Selandia Baru, Kanada, dan Irlandia. Demikian ditunjukkan dalam studi teranyar OECD. Jerman tidak termasuk posisi atas yang diminati, antara lain karena sertifikat dan gelar dari negara lain kerap dinilai jauh lebih rendah di pasaran tenaga kerja Jerman, demikian menurut para peneliti.

Organisasi itu juga meneliti di negara mana saja imigran paling baik disambut warga, dan di mana mereka paling cepat bisa berdiri sendiri berdasarkan kualifikasi mereka.


Jerman menarik bagi mahasiswa

Hasil studi OECD menunjukkan ranking berbeda dalam hal negara mana yang menarik bagi mahasiswa atau calon mahasiswa. Jika dilihat dari beberapa aspek, antara lain kesempatan, prospek masa depan, dan seberapa jauh mahasiswa asing diterima di sebuah negara, Swiss menduduki tempat teratas. Sementara Jerman berada di posisi ke tiga.

OECD menyebutkan bahwa individu berbakat dan terampil memegang peranan penting dalam kemakmuran sebuah negara di masa depan. Mereka biasanya memegang jabatan yang penting bagi inovasi dan perkembangan teknologi, sehingga secara langsung memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi yang lebih kuat.

OECD memperkirakan, dalam tahun-tahun ke depan, persaingan di seluruh dunia untuk "memperebutkan" orang-orang yang berbakat dan berpendidikan tinggi akan lebih tajam lagi. Indikator yang digunakan OECD dalam studinya ditujukan untuk membantu semua pemerintah negara anggota dalam memperbaiki kondisi di negaranya, sehingga  bisa menarik lebih banyak individu untuk mengembangkan negara.

Di lain pihak para peneliti OECD juga menunjuk ke sisi negatif dari imigrasi orang-orang berbakat dan berpendidikan tinggi, karena ini berdampak buruk bagi negara asal mereka. Terutama jika negara asal mereka masih termasuk taraf negara berkembang.

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti