JAKARTA. Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Anthonius Tony Prasetiantono mengatakan, keperkasaan dollar terhadap mata uang lainya tak selalu membuat Amerika Serikat (AS) senang. Pasalnya kata dia, beberapa negara justru untung besar saat dollar AS terlalu perkasa. Ekonom UGM itu menyebut Tiongkok sebagai negara yang paling diuntungkan saat dollar AS menguat. Menurut dia, hal itu bisa terlihat dari neraca perdagangan negeri Tirai Bambu itu yang surplus besar. "Saya punya keyakinan Amerika sendiri tak mau dollar-nya terlalu kuat. Karena kalau terlalu kuat maka yang senang itu Tiongkok . Karena Tiongkok lah negara yang paling diuntungkan saat dollar menguat. Tiongkok saja saat ini surplus perdagangan US$ 60 miliar tiap bulan dan ternyata surplus yang paling besar kepada siapa, ternyata kepada Amerika," ujar Tony di Jakarta, Sabtu (28/3/2015).
Ini negara yang untung dari penguataan dollar
JAKARTA. Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Anthonius Tony Prasetiantono mengatakan, keperkasaan dollar terhadap mata uang lainya tak selalu membuat Amerika Serikat (AS) senang. Pasalnya kata dia, beberapa negara justru untung besar saat dollar AS terlalu perkasa. Ekonom UGM itu menyebut Tiongkok sebagai negara yang paling diuntungkan saat dollar AS menguat. Menurut dia, hal itu bisa terlihat dari neraca perdagangan negeri Tirai Bambu itu yang surplus besar. "Saya punya keyakinan Amerika sendiri tak mau dollar-nya terlalu kuat. Karena kalau terlalu kuat maka yang senang itu Tiongkok . Karena Tiongkok lah negara yang paling diuntungkan saat dollar menguat. Tiongkok saja saat ini surplus perdagangan US$ 60 miliar tiap bulan dan ternyata surplus yang paling besar kepada siapa, ternyata kepada Amerika," ujar Tony di Jakarta, Sabtu (28/3/2015).