Ini peluang bisnis di Indonesia di mata Singapura



SINGAPURA. Perusahaan asal Singapura melirik potensi pasar dari kelas menengah Indonesia yang berkembang pesat. Selain Jakarta, perusahaan asal Singapura kini melirik kesempatan hadir di kota-kota penting lainnya.

International Enterprise (IE) Singapore menyebutkan, kota-kota besar selain Jakarta kini mulai berkembang dan menciptakan peluang pasar bagi perusahaan ritel asal Singapura. Diantara produk Singapura yang kini telah memanfaatkan potensi itu adalah; Charles & Keith dan BreadTalk.

IE Singapore bilang, kedua merek itu berhasil menarik konsumen dari kelas menengah yang jumlahnya diperkirakan naik tiga kali lipat, dari 45 juta orang saat ini menjadi 135 juta orang di tahun 2030.


Menurut IE Singapore, jumlah kelas menengah di Indonesia akan menjadi yang terbesar ketiga dunia setelah China dan India. Sedangkan kota-kota yang berkembang pesat di Indonesia adalah kota-kota regional yang memperlihatkan pertumbuhan lebih cepat .

"Jakarta adalah pusat kunci, dengan penduduk 10 juta orang. Selain itu ada Bandung , Medan dan Surabaya  yang merupakan kota dengan populasi yang cukup besar,” kata Tan Soon Kim, director of Southeast Asia Group IE Singapore.

Menurut Tan, selain produk food and beverage (F&B), konsumen di Indonesia juga menggemari produk fesyen, elektronik,. Sepatu dan banyak lagi. Namun, kata Tan, agar perusahaan Singapura bisa masuk ke Indonesia, sebaiknya menggalang kerja sama dengan mitra lokal.

Sebab, kata Tan, dengan mitra lokal yang kuat bisa membantu perusahaan Singapura memperluas bisnis dengan cepat termasuk menguasai pasar. Selain itu, dengan mitra lokal, perusahaan Singapura bisa menangani bisnis dan ketidakpastian aturan yang ada di Indonesia, terutama soal kepemilikan properti.

"Di bidang produk konsumen, ada aturan konten lokal di sektor tertentu. Jadi ini adalah sesuatu yang harus diperhatikan pengusaha Singapura,” jelas Tan. Namun, terang Tan, Indonesia pada prinsipnya sangat terbuka dalam menyambut investasi asing.

Seperti di sektor jasa makanan, mitra Indonesia diperlukan karena bisnis makanan untuk asing dibatasi hanya boleh 51%.

Sementara itu, kendala bisnis yang dihadapi di Indonesia adalah, biaya buruh yang tahun lalu naik 44%. Dan tahun depan, biaya buru7h diproyeksikan naik 11%.

Tahun lalu , perusahaan asal Singapura menginvestasikan S$ 5 miliar di Indonesia. Sementara itu, perdagangan bilateral Indonesia dan Singapura tahun 2012 tercatat sebesar S$ 80 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri