JAKARTA. Rilis data ekonomi yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin, Senin, (2/9) menambah beban Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Adanya kenaikan defisit perdagangan bulan Juli membuat indeks tertekan sampai penutupan sesi II. Bagaimana tidak, BPS mencatat, defisit perdagangan bulan Juli mencapai US$2,3 miliar atau naik jika dibandingkan bulan sebelumnya yang baru mencapai US$850 juta. Defisit inilah yang membuat IHSG kemarin terdepak ke level 4.101,23. Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities, menilai, sentimen defisit perdagangan itu diproyeksikan masih menekan IHSG hingga hari ini. "Namun, jika melihat bursa regional dan Eropa mayoritas bagus. Jadi, ini memang karena sentimen internal," imbuhnya, Selasa (3/9).
Ini proyeksi analis tentang bursa hari ini
JAKARTA. Rilis data ekonomi yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin, Senin, (2/9) menambah beban Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Adanya kenaikan defisit perdagangan bulan Juli membuat indeks tertekan sampai penutupan sesi II. Bagaimana tidak, BPS mencatat, defisit perdagangan bulan Juli mencapai US$2,3 miliar atau naik jika dibandingkan bulan sebelumnya yang baru mencapai US$850 juta. Defisit inilah yang membuat IHSG kemarin terdepak ke level 4.101,23. Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities, menilai, sentimen defisit perdagangan itu diproyeksikan masih menekan IHSG hingga hari ini. "Namun, jika melihat bursa regional dan Eropa mayoritas bagus. Jadi, ini memang karena sentimen internal," imbuhnya, Selasa (3/9).