Ini pendapat analis tentang tax holiday



JAKARTA. Pemerintah akan memperpanjang  pemberian fasilitas pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan (PPh) badan atau yang lebih dikenal dengan tax holiday. Fasilitas tersebut akan diperpanjang hingga akhir tahun 2014.

Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih menilai fasilitas tax holiday memiliki implikasi yang cukup besar bagi penerimaan negara. Inilah yang kemudian membuat pemerintah selektif dalam pemberiannya.

Menurut Lana, tax holiday perlu dirancang secara baik dalam revisinya nanti. Harus disesuaikan dengan rencana memperbaiki kondisi struktural perekonomian Indonesia. Hendaknya insentif diarahkan ke investasi yang berbasis hulu dan setengah jadi.


Misalnya, Samsung. Samsung berencana untuk membangun pabriknya di Indonesia. Bukan pabrik rakitannya  yang dibangun di sini, tetapi pabrik sparepart-nya. "Sehingga untuk sparepart Samsung tidak perlu diimpor," ujar Lana ketika dihubungi KONTAN, Minggu (17/8). Dengan begitu, upaya menekan impor bisa dilakukan.

Bukan hanya soal insentif, Lana bilang, yang dibutuhkan oleh para investor adalah infrastruktur dan birokrasi yang efisien. Bagi investor, insentif adalah bonus ketika pembangunan infrastruktur serta birokrasi dapat diselesaikan pemerintah.

Di sisi lain, Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa berpendapat, perusahaan yang hendaknya diberikan insentif tax holiday adalah perusahaan yang punya nilai tambah tinggi seperti mempunyai teknologi tinggi ataupun teknologi baru. Di sisi lain, industri yang diberikan haruslah industri yang membuat barang modal ataupun barang material yang saat ini tinggi impor.  "Defisit transaksi berjalan kita tinggi karena impor barang modal. Mesti diarahkan ke sana," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie