KONTAN.CO.ID - SYDNEY/JAKARTA. Keamanan penerbangan Indonesia kembali menjadi sorotan setelah terjadi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air yang membawa 62 orang jatuh ke Laut Jawa beberapa menit setelah lepas landas pada hari Sabtu. Ini menandai kecelakaan besar ketiga yang melibatkan maskapai di Indonesia hanya dalam waktu enam tahun. Melansir Reuters, sebelum kecelakaan itu terjadi, ada 697 korban jiwa di Indonesia selama satu dekade terakhir termasuk kecelakaan pesawat militer dan swasta. Menurut database Jaringan Keselamatan Penerbangan, angka ini menjadikan Indonesia sebagai pasar penerbangan paling mematikan di dunia - di depan Rusia, Iran dan Pakistan. Sebelumnya, pesawat Lion Air 737 MAX hilang pada Oktober 2018. Kecelakaan Lion Air, yang menewaskan 189 orang, merupakan kejadian luar biasa karena mengungkapkan masalah mendasar terkait model pesawat dan memicu krisis keselamatan di seluruh dunia untuk Boeing.
Ini pendapat pakar asing soal kecelakaan pesawat Sriwijaya Air
KONTAN.CO.ID - SYDNEY/JAKARTA. Keamanan penerbangan Indonesia kembali menjadi sorotan setelah terjadi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air yang membawa 62 orang jatuh ke Laut Jawa beberapa menit setelah lepas landas pada hari Sabtu. Ini menandai kecelakaan besar ketiga yang melibatkan maskapai di Indonesia hanya dalam waktu enam tahun. Melansir Reuters, sebelum kecelakaan itu terjadi, ada 697 korban jiwa di Indonesia selama satu dekade terakhir termasuk kecelakaan pesawat militer dan swasta. Menurut database Jaringan Keselamatan Penerbangan, angka ini menjadikan Indonesia sebagai pasar penerbangan paling mematikan di dunia - di depan Rusia, Iran dan Pakistan. Sebelumnya, pesawat Lion Air 737 MAX hilang pada Oktober 2018. Kecelakaan Lion Air, yang menewaskan 189 orang, merupakan kejadian luar biasa karena mengungkapkan masalah mendasar terkait model pesawat dan memicu krisis keselamatan di seluruh dunia untuk Boeing.