KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) berhasil mencetak kinerja yang cukup menggembirakan sepanjang semester I-2022. Sejalan performa di enam bulan pertama itu, bank pelat merah ini semakin optimis bisa mencatatkan target yang ditetapkan dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun ini. Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, Pencapaian kinerja semester I yang sangat positif merupakan buah dari transformasi yang dilaksanakan seluruh jajaran BTN dalam mencapai target bisnis yang telah ditetapkan. "Kami optimis hingga akhir tahun 2022 ini, kinerja Bank BTN akan semakin baik dengan berbagai strategi bisnis yang dijalankan,” ujar Haru dalam paparan publik, Kamis (13/9).
Bank spesialis kredit perumahan ini sukses membukukan laba bersih sepanjang semester I-2022 senilai Rp 1,47 triliun. Perolehan tersebut melonjak 59,87% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 920 miliar. Menurut Haru, kenaikan laba bersih perseroan, ditopang oleh keberhasilan Bank BTN menjalankan inisiatif strategis di semester I 2022 antara lain peningkatan penyaluran kredit, biaya dana (
cost of fund) yang berhasil ditekan seiring dengan peningkatan penghimpunan dana murah ditambah juga dengan suksesnya Bank BTN melakukan perbaikan rasio kredit bermasalah (
non performing loan) yang terus menurun.
Baca Juga: Laba Bank Tabungan Negara (BBTN) Tumbuh 60% pada Semester I 2022 Haru menjelaskan, sepanjang periode Januari-Juni 2022, Bank BTN berhasil menyalurkan kredit mencapai Rp 286,152 triliun meningkat 7,61% dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 265,907 triliun. Penyaluran kredit perumahan masih mendominasi total kredit perseroan pada semester pertama tahun ini. Adapun kredit perumahan yang disalurkan Bank BTN hingga akhir Juni 2022 mencapai Rp 251,914 triliun. Dari jumlah tersebut KPR Subsidi pada semester I-2022 masih mendominasi dengan nilai sebesar Rp 137,255 triliun atau tumbuh 8,68% secara tahunan. Sedangkan KPR Non Subsidi tumbuh 5,84% secara tahunan menjadi Rp 85,305 triliun. “Kami memacu kredit dengan sangat memperhatikan prinsip kehati hatian. Maka itu, rasio kredit bermasalah kami terus membaik. NPL Gross pada semester I tahun 2022 ini berada pada level 3,54%, lebih rendah dari sebelumnya di level 4,10%, Sedangkan NPL Nett sebesar 1,04%, turun dari posisi 1,87%,” kata Haru. Kenaikan kredit berdampak pada pendapatan bunga bersih atau
net interest income (NII) yang tumbuh 35,97% pada semester I-2022 menjadi Rp 7,737 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,690 triliun. Lonjakan NII tersebut membuat rasio
net interest margin (NIM) Bank BTN juga mengalami kenaikan dari 3,41% pada akhir Juni 2021 menjadi 4,58% di semester I-2022
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), Haru mengungkapkan pada semester I-2022 perolehan DPK Bank BTN mencapai Rp 307,309 triliun naik 2,99% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 298,378 triliun. Dari jumlah tersebut perolehan dana murah atau CASA mencapai Rp137,453 triliun naik sebesar 22,95% dibandingkan akhir Juni 2021 sebesar Rp 111,798 triliun. “Kenaikan CASA yang cukup tinggi tersebut membuat kontribusi dana murah mengalami kenaikan menjadi 44,73% dari total DPK Bank BTN pada semester I 2022,” jelasnya. Haru menegaskan, kenaikan dana murah Bank BTN berhasil menekan biaya dana atau
cost of fund Bank BTN pada semester I-2022 menjadi 2,35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,45%. Fokus Bank BTN dalam menggenjot perolehan dana murah dan memangkas dana mahal telah membuat total deposito perseroan mengalami penurunan 8,96% menjadi Rp 169,86 triliun pada semester I-2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 186,58 triliun. Sejalan dengan pertumbuhan bisnis konvensional, laba bersih Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN (BTN Syariah) juga tumbuh positif pada semester I. Laba bersih UUS BTN tersebut tercatat melonjak 118,06% dari R p87,54 miliar pada paruh pertama 2021 menjadi Rp 190,9 miliar pada periode yang sama tahun ini.
Baca Juga: Rasio Kredit Macet Bank Tabungan Negara (BBTN) Semakin Menurun Capaian positif BTN Syariah tersebut didukung pertumbuhan bisnis yang stabil. Pada semester I-2022, pembiayaan syariah tercatat tumbuh 8,86% menjadi Rp29,24 triliun dibandingkan akhir semester I 2021 sebesar Rp26,86 triliun. Sementara total DPK yang berhasil dihimpun BTN Syariah mencapai Rp 30,49 triliun tumbuh 13,37% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 26,89 triliun. Dengan capaian tersebut, aset BTN Syariah berhasil tumbuh 13,78% menjadi Rp 40,35 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 35,46 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari