KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja keuangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengalami pertumbuhan sepanjang 2023. INCO meraup pendapatan bersih senilai US$ 1,23 miliar per akhir 2023. Realisasi ini naik 4,5% dari pendapatan di periode 2022 sebesar US$ 1,17 miliar. Dalam siaran pers, Senin (12/2), CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan, ada sejumlah faktor yang mendorong kenaikan kinerja keuangan INCO.
INCO Chart by TradingView Sebagai perbandingan, INCO mencatat realisasi penjualan 71.108 ton nikel matte pada 2023 dibandingkan 60.960 ton nikel matte pada tahun sebelumnya. Baca Juga: Di Tengah Proses Divestasi, Presiden Komisaris Vale (INCO) Ajukan Pengunduran Diri Sementara secara kuartalan, volume penjualan nikel matte di kuartal IV-2023 naik 20% dibandingkan triwulan sebelumnya. Kondisi ini mampu mengimbangi harga realisasi rata-rata jual yang lebih rendah pada tahun 2023, Ketiga, biaya produksi yang mengalami penurunan sebesar 12% menjadi US$ 10.089 per ton dibandingkan tahun 2022 yang sebesar US$ 11.444 per ton. “Penurunan ini disebabkan oleh lebih rendahnya biaya energi dan berbagai inisiatif peningkatan produktivitas yang telah kami lakukan,” kata Febriany. Alhasil, laba bersih emiten produsen nikel ini naik 36,89% menjadi US$ 274,33 juta sepanjang 2023. Sebagai perbandingan, laba bersih INCO di tahun 2022 hanya US$ 200,40 juta. Dus, laba bersih per saham dasar INCO naik menjadi US$ 0,0276 dari sebelumnya US$ 0,0202. Baca Juga: Negosiasi Soal Harga, Ekonom Sebut Divestasi Saham Vale Tak Perlu Terburu-buru Kas dan setara kas INCO per 31 Desember 2023 mencapai US$ 698,8 juta, naik dari posisi pada 31 Desember 2022 di angka US$ 634,0 juta. Menurut Febriany, Saldo kas yang kuat ini akan memungkinkan INCO untuk terus mencapai kemajuan yang baik dalam proyek-proyek pertumbuhan milik INCO. Adapun sepanjang tahun 2023, konstituen Indeks Kompas100 ini telah mengeluarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 286,3 juta, meningkat 31% dari belanja modal yang dikeluarkan pada tahun 2022. Penggunaan capex terutama untuk modal pertumbuhan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Yudho Winarto