Ini Pendorong Moncernya Penjualan Alat Berat United Tractors (UNTR) pada Awal 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan alat berat milik PT United Tractors Tbk (UNTR) tumbuh moncer. Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini menjual 1.694 unit alat berat sepanjang kuartal pertama 2022.

Jumlah ini melesat 155% secara tahunan, dimana penjualan alat berat pada periode kuartal pertama 2021 hanya sebesar 648 unit. Adapun pangsa pasar atau market share Komatsu sebesar 29% per akhir Maret 2022.

Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis mengatakan, moncernya penjualan alat berat disokong oleh sektor pertambangan, yang didorong oleh komoditas batubara dan nikel. Ini tercermin dari penjualan sepanjang tiga bulan pertama 2022, dimana penjualan ke sektor tambang masih mendominasi. Sebanyak 60% penjualan alat berat ditujukan ke sektor ini.


Disusul oleh penjualan ke sektor konstruksi sebesar 18%, penjualan ke sektor kehutanan (foresty) sebesar 13%, dan penjualan ke sektor agribisnis sebesar 9% dari total penjualan.

Baca Juga: Akasha Wira International (ADES) Kantongi Laba Bersih Rp 265,75 Miliar Sepanjang 2021

Meski demikian, Sara menilai kenaikan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tidak terlalu berpengaruh pada permintaan alat berat. Sebab, penambahan alat berat biasanya relevan ketika ada perluasan lahan. “Sementara saat ini perluasan lahan sawit diatur/dibatasi oleh pemerintah,” terang Sara kepada Kontan.co.id, Selasa (26/4).

Asal tahu, tahun ini UNTR menargetkan menjual 3.700 unit alat berat Komatsu. Dengan kata lain, di kuartal pertama 2022 saja, UNTR telah merealisasikan 45,7% dari target penjualan alat berat tahun ini.

Sara bilang, saat ini pihak manajemen UNTR sedang melakukan tinjauan ulang (review) atas hasil kuartal pertama serta prospek hingga akhir tahun. Ini untuk menentukan apakah akan ada outlook yang baru. “Mungkin di akhir Mei atau bulan Juni dapat disampaikan hasilnya,” pungkas dia.

Tahun ini, UNTR mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai US$ 750 juta hingga US$ 800 juta tahun ini. Alokasi belanja modal ini naik dari realisasi belanja modal tahun lalu yang hanya US$ 190 juta.

Dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang digelar belum lama ini, Direktur United Tractors Iwan Hadiantoro mengatakan, kenaikan capex tersebut untuk menunjang bisnis UNTR, dimana sebagian besar alokasi capex digunakan untuk mendukung belanja modal di bisnis jasa pertambangan atau mining service dan pertambangan.

Baca Juga: Blue Bird (BIRD) Kantongi Laba Rp 47,14 Miliar pada Kuartal I 2022

Sebanyak US$ 570 juta akan dialokasikan untuk bisnis ini.

Sementara itu, sekitar US$ 170 juta akan digunakan untuk bisnis tambang emas dan infrastruktur pabrik serta sistem manajemen. Sisanya akan dibagi untuk segmen lainnya seperti mesin konstruksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi