Ini pengganjal pertumbuhan ekonomi 2016



JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi sepanjang 2016 sebesar 5,02% year on year (YoY), dengan angka pertumbuhan kuartal keempat tahun lalu sebesar 4,94% YoY. Dengan capaian ditahun lalu tersebut maka laju pertumbuhan ekonomi meningkat sejak 2014 sebesar 5,01% YoY dan 2015 sebesar 4,88% YoY.

Meski meningkat, kecepatan pertumbuhan ekonomi tahun lalu masih tertahan oleh pengeluaran pemerintah. Sebab, sepanjang tahun 2016 lalu komponen tersebut tercatat turun 0,15% YoY.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan pengeluaran pemerintah tersebut dipengaruhi oleh adanya penyesuaian anggaran pemerintah. "Utamanya dipicu oleh penurunan belanja bansos," kata Suhariyanto, Senin (6/2).


Tak hanya itu, ekspor juga masih terkontraksi 1,74% YoY. Hal tersebut lantaran belum membaiknya perekonomian global sepanjang 2016, meski ada perbaikan pada kuartal keempat tahun lalu. Kontraksi tersebut terutama karena kontruksi pada ekspor nonmigas sebesar 2,27%

BPS mencatat, beberapa komositas ekspor yang menurun pada tahun lalu, diantaranya lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, serta mesin dan peralatan listrik. Sementara ekspor jasa tumbuh 6,33%.

Begitu juga dengan impor yang terkontraksi 2,27% YoY, meski penurunannya lebih baik dibanding tahun 2015. "Penurunan ini seiring dengan penurunan jasa angkutan untuk ekspor dan impor barang," tambahnya.

Selain itu, kecepatan pertumbuhan ekonomi tahun lalu juga tertahan oleh pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 4,48% YoY, melambat dibading 2015 yang sebesar 5,01%. Suhariyanto menyebut, pertumbuhan yang lambat pada investasi tersebut oleh belanja modal yang terkontraksi 21,88%.

konsumsi rumah tangga dan pilkada jadi pendorong pertumbuhan

Sedangkan pendorong pertumbuhan ekonomi tahun lalu bersumber dari pengeluaran rumah tangga yang tumbuh 5,01% YoY, lebih tinggi dibanding tahun 2015 yang sebesar 4,96%. Pertumbuhan konsumsi yang lebih tinggi itu, tampak pada naiknya penjualan mobil penumpang dan impor barang konsumsi.

Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi juga didorong oleh persiapan pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun ini yang tampak pada pertumbuhan lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) sebesar 6,62% YoY, setelah tahun 2015 mencatat kontraksi 0,62% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia