Ini Penjelasan Badan Pangan Soal Rencana Impor, Saat Produksi Beras Surplus



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi merespons terkait rencana impor 2 juta beras saat data Badan Pusat Statistis (BPS) memproyeksikan produksi beras surplus. Menurut Arief hal ini untuk mengantisipasi bila terjadi kekurangan beras untuk cadangan beras pemerintah (CBP). 

Dia menjelaskan bahwa pada Januari-April 2023 asumsi pertama dari hitung-hitungan BPS, produksi beras mencapai 13,79 juta. Tetapi setelah dilakukan perhitungan kembali pada akhir Februari, ada potensi kehilangan atau gagal panen mencapai 420.000 ton menjadi 13,37 juta. 

"Kemudian di bulan Mei ada potensi berkurang 430.000 ton. Kita pakai data yang sama, tinggal mau bikin langkah preventif atau kita biarin sampai hancur-hancuran dulu? ini tergantung pilihan kita," kata Arief dalam konferensi pers, di Jakarta Senin (27/3). 


Baca Juga: Khawatir Stok Susut, Impor Beras Dikebut

Arief menegaskan bahwa tidak ada perbedaan data kementerian dan lembaga terkait produksi beras. Menurutnya semua K/L mengacu pada data BPS. 

Arief juga menyebutkan bahwa keputusan impor melalui diskusi yang alot dan sulit. Dia mengatakan, proses diskusi dilakukan bersama dengan Kementerian/Lembaga terkait kemudian diputuskan melalui Rapat Terbatas (Ratas) bersama Presiden Joko Widodo. 

"Jadi ini bukan diputuskan oleh Badan Pangan saja, tapi forum yang dihadiri oleh Kementerian dan lembaga lain karena menyangkut keputusan strategis," papar Arief. 

Lebih lanjut, Arief mengatakan meski ada impor dia menjamin harga beras di tingkat petani terjaga. Sebab, Bulog tetap berkewajiban untuk menyerap produksi dalam negeri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati