Simak penjelasan Bank Indonesia terkait pelemahan rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menjelaskan kenapa rupiah mengalami pelemahan pada beberapa hari terakhir. Bahkan, berdasarkan data kurs jual BI pada 14 Februari 2017 lalu, rupiah sempat menyentuh Rp 13.725 per dollar Amerika Serikat (AS). Sedangkan, kurs jual pada 21 Februari 2018 sebesar Rp 13.650 per dollar AS.

Doddy Zulverdy, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI bilang, pelemahan rupiah belakangan ini merupakan dampak dari tekanan global.

"Berupa koreksi harga saham dan obligasi di pasar keuangan internasional," kata Doddy kepada Kontan.co.id, Rabu (21/2).


Koreksi harga saham dan obligasi dipicu oleh ekspektasi investor kemungkinan akselerasi kenaikan suku bunga AS. Hal ini terjadi setelah rilis data ekonomi AS terus membaik.

Selain itu, depresiasi rupiah dipengaruhi oleh persetujuan tambahan anggaran pemerintah AS yang akan meningkatkan defisit fiskal di AS. Hal ini mendorong penguatan mata uang USD secara meluas terhadap seluruh mata uang dunia, baik negara maju maupun emerging seperti Indonesia.

Dengan demikian pelemahan rupiah yang terjadi belakangan lebih merupakan respons pasar terhadap situasi global, bukan karena faktor domestik.

Menurut BI, bagi negara dengan perekonomian terbuka seperti Indonesia, pergerakan nilai tukar yang fleksibel adalah suatu keniscayaan. Nilai tukar yang fleksibel menjadi alat peredam terhadap tekanan yang dihadapi oleh perekonomian domestik, khususnya tekanan yang berasal dari luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat