Ini penjelasan Indofarma soal beban pokok penjualan yang membengkak di kuartal I 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofarma Tbk (INAF) membukukan pertumbuhan penjualan dan rugi bersih yang menipis di sepanjang kuartal I 2020. Meski demikian, INAF turut mencatatkan beban pokok yang membengkak hingga 37% yoy menjadi Rp 119,52 miliar. 

Direktur Keuangan Indofarma, Herry Triyatno menjelaskan dari segi penjualan Indofarma mengalami pertumbuhan khususnya di segmen obat ethical dalam negeri atau lokal. 

Baca Juga: Perusahaan farmasi berlomba kembangkan dan produksi obat corona


Memang kalau melihat laporan keuangan kuartal I 2020 INAF, segmen yang berkontribusi besar pada pertumbuhan penjualan bersih dari segmen obat ethical yang dijual lokal sebesar Rp 118,94 miliar atau tumbuh 73,52% yoy. Selain itu ada segmen lainnya yakni obat over the counter (OTC) sebesar Rp 1,18 miliar dan alat kesehatan, diagnostik Rp 22,73 miliar. 

Sementara itu penjualan ekspornya INAF dari segmen obat OTC senilai Rp 5 miliar atau melesat hingga 198,88% yoy dan segmen ethical Rp 215,74 juta. Di sisi lain, INAF juga turut mencatatkan beban pokok penjualan yang tumbuh hingga 37% menjadi Rp 119,52 miliar di kuartal I 2020 sehingga laba kotor INAF turun 42% menjadi Rp 28,65 miliar. 

Baca Juga: Dua perusahaan farmasi domestik produksi obat corona

"Beban pokok penjualan sebenarnya tidak meningkat, tetapi karena perbandingan di Q1 2019 terdapat koreksi positif dari hasil penjualan bisnis Kerja Sama Operasi sedangkan Di Q1 2020 tidak terdapat penjualan KSO sehingga seakan akan beban meningkat dan menambah kerugian," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (5/5). 

Adapun di tiga bulan pertama 2020, Indofarma berhasil mengikis tipis rugi bersihnya 1,5% menjadi Rp 21,43 miliar dari sebelumnya Rp 21,77 miliar di kuartal I 2019. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .