KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai kapitalisasi pasar mata uang kripto merosot tajam dalam sepekan terakhir. Berdasarkan data coinmarketcap.com, kapitalisasi pasar mata uang kripto anjlok 36,96% dari US$ 1,35 triliun ke US$ 861 miliar hanya dalam waktu sepekan. Hal tersebut cukup mengejutkan bagi para pelaku pasar dan investor aset kripto. Dilansir dari
Entrepreneur, pendiri Ethereum Vitalik Buterin mengaku tak kaget dengan merosotnya harga-harga aset kripto. Bahkan, dia sudah memperkirakan
bubble aset kripto atau gelembung aset kripto tersebut pecah dalam waktu dekat. "Aset kripto saat ini sedang dalam
bubble, namun sulit memperkirakan dia akan pecah," ujar Buterin seperti dilansir Kompas.com, Minggu (23/5).
Menurut Buterin, gelembung aset kripto bisa pecah kapan saja, baik sekarang maupun dalam beberapa bulan ke depan. Harga ethereum pun turut merosot drastis dalam sepekan terakhir.
Baca Juga: China serukan tindakan keras atas penambangan kripto, harga Bitcoin anjlok Data Coingecko menunjukkan, dalam sepekan terakhir harga Ethereum telah merosot hingga 40%. Kini, harga ethereum diperdagangkan di kisaran US$ 2.224 atau sekitar Rp 31,80 juta. Bahkan, harga ethereum tersebut merosot nyaris 50% atau sebesar 48,7% dari rekor harga tertingginya yakni di kisaran US$ 4.356 per keping pada 12 Mei 2021 lalu. Harga ethereum anjlok jelas berdampak pada portofolio Vitalik Buterin. Padahal tiga pekan yang lalu, dia merupakan miliarder termuda di dunia yang kaya berkat aset kripto. Kini, gara-gara harga aset kripto yang berguguran, dana yang ia miliki merosot dari US$ 1,1 miliar menjadi hanya US$ 879 juta dalam waktu sehari. "Saat ini setidaknya ada tiga gelembung aset kripto terbesar (...) Dan cukup sering, alasan mengapa gelembung tersebut akhirnya berhenti adalah karena beberapa peristiwa terjadi yang hanya memperjelas bahwa teknologinya belum siap," ujar dia.
Baca Juga: Yuk mulai mengenal lebih jauh aset kripto asal Indonesia Saat ini, ethereum merupakan aset kripto dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar kedua setelah bitcoin. Salah satu alasan pertumbuhan popularitas ethereum adalah jaringannya yang digunakan untuk transaksi non fungible token (NFT).
Salah satu penyebab
bubble aset kripto pecah dalam sepekan terakhir salah satunya kebijakan pemerintah China yang memutuskan untuk memperketat aturan mengenai penambangan atau
mining dan perdagangan mata uang digital tersebut. Dikutip dari
CNBC, Sabtu (22/5) Wakil Perdana Menteri China Liu He dalam sebuah keterangan mengatakan, aturan yang lebih ketat diperlukan untuk melindungi sistem keuangan di Negeri Tirai Bambu. "Penting untuk menindak penambangan dan transaksi perdagangan bitcoin, selain itu juga untuk mencegah transmisi dari risiko individu ke permasalahan sosial," tulis keterangan tersebut. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
Ini Penjelasan Pencipta Ethereum yang Sebut Bubble Aset Kripto Bakal Terjadi. Penulis: Mutia Fauzia
Baca Juga: Tweet terbaru Elon Musk gagal bawa harga Bitcoin ke level lebih tinggi Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati