Ini penjelasan soal Kudo, layanan milik Grab yang digunakan untuk membobol Bank



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan ride hailing asal Malaysia, Grab kembali jadi sorotan. Kali ini Kudo, salah satu perusahaan yang diakusisi Grab pada tahun 2017, disebut telah digunakan untuk membobol dana nasabah bank BUMN total senilai Rp 16 miliar.

Kanit I Ditsiber Bareskrim Mabes Polri, Kompol, Ronald Sipayung menjelaskan, aksi pembobolan bank ini ini dilakukan oleh beberapa komplotan. Saat ini yang sudah berhasil ditangkap dua orang. Kedua pelaku yang berinisial YA (24) dan RF (23) dan berstatus mahasiswa itu di tangkap di Palembang, Sumatera Selatan.

"Yang kemarin kami tangkap membobol Bank BUMN dengan total kerugian Rp 1,3 miliar," ujar Ronald Sipayung dalam siaran persnya, Rabu (11/9).


Baca Juga: Mau tahu strategi bisnis Bukalapak paska dikabarkan PHK karyawan? simak ini...

Modus yang dilakukan oleh para tersangka yaitu melakukan top up dan transfer menggunakan aplikasi Kudo dengan menggunakan virtual account bank BUMN.

"Namun saldo yang ada dalam akun Kudo tersangka tidak berkurang atau tidak terpotong, sementara dalam virtual account bank tercatat bahwa top up dan transfer tersebut sukses/berhasil," tulis Ronald.

Kudo atau Kios Untuk Dagang Online merupakan platform pembayaran dengan konsep online to offline (O2O). Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan yang didirikan Albert Lucius dan Agung Nugroho pada bulan Juli 2014 menggandeng sejumlah e-commerce seperti Lazada, Elevenia, Berrybenka, Hijabenka, Sociolla, Lakupon, dan Pesona Nusantara.

Baca Juga: GrabFood umumkan pengembangan jaringan cloud kitchen bernama GrabKitchen

Pasca akuisisi oleh Grab, platform Kudo kemudian diintegrasikan secara penuh ke dalam ekosistem pembayaran milik Grab, yaitu Ovo. Nilai akuisisi Kudo ditaksir mencapai sekitar US$ 100juta.

Di bawah kendali Grab, Kudo juga digunakan ojol Malaysia itu untuk menjaring driver. Sebagai pemanis, setiap agen Kudo yang dapat merekrut driver Grab bakal mendapatkan komisi.

Setelah tergabung dengan Grab, berbagai perubahan terjadi di struktur Kudo. Akhir tahun lalu Albert Lucius, melepaskan jabatannya sebagai CEO Kudo dan bergabung sebagai eksekutif di Ovo.

Baca Juga: Bernilai US$ 4,487 miliar, Gojek jadi merek digital paling berharga di Indonesia

Platform pembayaran ini dikuasai Grab setelah mengambil alih saham Grup Lippo di Ovo. Posisi CEO Kudo digantikan oleh Agung Nugroho, yang sebelumnya jadi Chief Operations Officer (COO).

Pasca masuknya Albert, aliansi Ovo dan Kudo semakin menjadi. Dua platform pembayaran itu saling berbagi peran untuk menjaring konsumen. Misalnya kepada Mitranya, KUDO menjanjikan seluruh fitur OVO Cash.

Terkait kasus pembobolan bank, Kudo menyatakan bahwa tak ada masalah keamanan pada aplikasi Kudo untuk melakukan transaksi.

"Kudo telah melakukan pengecekan kembali kepada Direktorat Siber Bareskrim Polri dan menyimpulkan bahwa tidak ada pernyataan dari Direktorat Siber Bareskrim Polri yang menyebutkan kesalahan atau pun masalah keamanan pada aplikasi Kudo," ungkap Communications Specialist Kudo Purinta Nira Diani, dalam siaran persnya, Rabu (11/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .