JAKARTA. Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (Apsyfi) mengatakan tidak sinergisnya pelaku hulu dan hilir di industri tekstil dan produk tekstil, membuat impor meningkat, dan berpotensi mematik industri dalam negeri. "Di semua lini industri dari hulu sampai hilir tekstil dan produk tekstil itu banjir impor, karena tidak ada sinergi dan tidak link antara pasokan hulu ke hilir," ujar Redma Gita Wirawasta, Sekretaris Jenderal Apsyfi usai jumpa Menteri Perindustrian, di Gedung Kementerian Perindustrian, Senin (22/6). "Garmen di hilir ingin bahan baku murah, pakai kain dari impor, tarik ke hulu, industri kain ingin pemintalan benang yang murah, pakai impor. Lebih ke hulu, pemintalan benang pakai fiber impor. Di semua lini impor," ujar Gita.
Ini penyebab banjir impor melanda industri tekstil
JAKARTA. Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (Apsyfi) mengatakan tidak sinergisnya pelaku hulu dan hilir di industri tekstil dan produk tekstil, membuat impor meningkat, dan berpotensi mematik industri dalam negeri. "Di semua lini industri dari hulu sampai hilir tekstil dan produk tekstil itu banjir impor, karena tidak ada sinergi dan tidak link antara pasokan hulu ke hilir," ujar Redma Gita Wirawasta, Sekretaris Jenderal Apsyfi usai jumpa Menteri Perindustrian, di Gedung Kementerian Perindustrian, Senin (22/6). "Garmen di hilir ingin bahan baku murah, pakai kain dari impor, tarik ke hulu, industri kain ingin pemintalan benang yang murah, pakai impor. Lebih ke hulu, pemintalan benang pakai fiber impor. Di semua lini impor," ujar Gita.