KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Simpanan nasabah tajir di bank terus mengalami peningkatan di tengah tekanan pandemi Covid-19. Tidak hanya jumlah simpanannya yang melesat tetapi juga jumlah rekening nasabah tajir tersebut juga meningkat. Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), nilai simpanan pada Agustus 2020 mencapai Rp 6.563 triliun atau tumbuh 8% dibandingkan akhir 2019 (ytd) dan meningkat 11,3% secara tahunan atau
year on year (yoy). Simpanan dengan nominal Rp 5 miliar ke atas tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan nominal di bawahnya, bahkan pertumbuhannya melebih pertumbuhan total simpanan di bank. Nominalnya mencapai Rp 3.186 triliun dengan jumlah rekening 107.020.
Capaian tersebut naik 13,5% dari akhir tahun lalu dan melonjak 15,2% secara yoy. Sedangkan jumlah rekeningnya pun melonjak 4,02% secara ytd.
Baca Juga: 5 Bank ini menawarkan bunga deposito paling tinggi, siapa saja? Di bulan Agustus saja, simpanan di atas Rp 5 miliar ini bertambah sebesar Rp 143 triliun dari bulan sebelumnya. Tren kenaikan kian meningkat, mengingat di bulan Juli hanya ada tambahan Rp 31 triliun dibanding bulan sebelumnya. Di PT Bank Central Asia Tbk (BCA), simpanan Rp 5 miliar ke atas mengalami peningkatan baik di giro maupun di tabungan. Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA mengungkapkan, simpanan dengan nominal tersebut di giro meningkat sekitar 7%-8% dan di deposito tumbuh 4%. Kenaikan simpanan di giro tersebut ditopang oleh perusahaan-perusahaan besar. "Sedangkan kenaikan pada deposito didorong oleh simpanan dari orang-orang tajir yang tidak bisa belanja," jelas Jahja pada Kontan.co.id, Senin (5/10). Berbeda dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk. Kenaikan simpanan dengan nominal Rp 5 miliar ke atas di bank ini justru terjadi pada tabungan dengan kenaikan sekitar 50% yoy. Sedangkan simpanan pada deposito malah turun. Sampai akhir tahun, CIMB Niaga memproyeksikan simpanan nasabah tajir ini masih akan bergerak positif. Penopang pertumbuhan simpanan dengan nominal besar tersebut nasabah perorangan. Menurut Lani Darmawan Direktur Konsumer CIMB Niaga, kenaikan simpanan nasabah tajir tersebut di tabungan kemungkinan karena lebih fleksibel ketika ingin melakukan penarikan dana. "Alasannya mungkin kalau di tabungan bisa diambil kapan saja tanpa ada pinalti seperti pada deposito, meskipun nisbah dan bunganya lebih kecil," ujar Lani. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga mencatatkan hal serupa. Direktur Konsumer Bank BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan, simpanan nasabah konsumer banking perseroan untuk nominal di atas Rp 5 miliar tumbuh 10,3% dibandingkan akhir tahun lalu. Menurutnya, penyebat kenaikan itu lantaran terjadi perubahan perilaku masyarakat akibat kondisi yang tidak menentu di tengah pandemi Covid-19. Perubahan itu membuat banyak orang semakin rajin menyimpan uang di bank secara konvensional baik dalam bentuk tabungan dan deposito.
Baca Juga: Simpanan di bank cilik melejit "Banyak masyarakat mengurangi konsumsi dan menyimpan uangnya di Bank. Hal ini masih akan terjadi sampai dengan akhir tahun 2020," kata Corina. Faktor bunga bukan penyebab kenaikan itu. Bunga tabungan maupun deposito BNI dalam kurun waktu 3 bulan terakhir telah mengalami penurunan. Corina menambahkan, nasabah korporasi maupun individu harus dapat menyiapkan asset yang likuid yang dapat dieksekusi sewaktu-waktu bila dibutuhkan di tengah ketidakpastian yang ada saat ini. Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma sependapat bahwa banyaknya dana nasabah tajir parkir di tabungan bank karena nasabah menunda belanja. Sementara bank masih susah menyalurkan kredit. Bunga deposito juga trennya menurun seiring tren bunga acuan yang melandai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari