JAKARTA. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memproyeksi, pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini hanya sebesar 5,05%. Angka itu lebih rendah dari proyeksi Bank Indonesia (BI) yang sebesar 5,1%. Bhima menilai, momentum Lebaran tidak bisa mendongkrak konsumsi rumah tangga secara signifikan. Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2017 atau sebelum Lebaran berdasarkan survei BI, tercatat hanya tumbuh 4,3% year on year (YoY). "Angka itu lebih rendah dibandingkan bulan Mei tahun sebelumnya sebesar 13,6% YoY," kata Bhima kepada KONTAN, Minggu (16/7). Lebih lanjut Bhima mengungkapkan, data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) juga menunjukkan, omzet di Lebaran turun 38%. Sementara dari sisi industri manufaktur lanjutnya, masih tumbuh terbatas di bawah 4,5%. "Di semester kedua mendatang diharapkan sumber pertumbuhan datang dari peningkatan investasi dan ekspor nonmigas," tambah Bhima. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ini penyebab ekonomi kuartal II tak tembus 5,1%
JAKARTA. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memproyeksi, pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini hanya sebesar 5,05%. Angka itu lebih rendah dari proyeksi Bank Indonesia (BI) yang sebesar 5,1%. Bhima menilai, momentum Lebaran tidak bisa mendongkrak konsumsi rumah tangga secara signifikan. Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2017 atau sebelum Lebaran berdasarkan survei BI, tercatat hanya tumbuh 4,3% year on year (YoY). "Angka itu lebih rendah dibandingkan bulan Mei tahun sebelumnya sebesar 13,6% YoY," kata Bhima kepada KONTAN, Minggu (16/7). Lebih lanjut Bhima mengungkapkan, data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) juga menunjukkan, omzet di Lebaran turun 38%. Sementara dari sisi industri manufaktur lanjutnya, masih tumbuh terbatas di bawah 4,5%. "Di semester kedua mendatang diharapkan sumber pertumbuhan datang dari peningkatan investasi dan ekspor nonmigas," tambah Bhima. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News