MOMSMONEY.ID - Simak penyebab, gejala dan cara mengatasi delayed grief, rasa duka yang dirasakan setelah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun setelah kejadian! Rasa duka biasanya disebabkan oleh kehilangan yang besar atau kematian. Namun sebagian orang membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk bisa merasakannya. Baca Juga: 5 Rekomendasi Skincare untuk Mengecilkan Pori-Pori Wajah yang Ampuh
Apa itu delayed grief?
Delayed grief adalah kondisi seseorang yang berduka mungkin tidak tampak sedang berduka sama sekali. Orang tersebut mungkin tidak dapat memproses reaksinya sepenuhnya karena merasa terkejut, mengalami pikiran yang ‘sibuk’ dan menjadi kewalahan. Reaksi berduka ini baru akan dialami seseorang setelah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun kemudian setelah kejadian terjadi. Baca Juga: 5 Macam Jenis Kacang Paling Menyehatkan di Dunia, Juaranya Almond Psikiater dan Direktur Medis di MidCity TMS New York dr Bryan Bruno menjelaskan kesedihan memang tidak memiliki aturan yang baku dan bukan merupakan proses linier. Delayed grief atau kesedihan yang tertunda dapat memengaruhi setiap orang termasuk mereka yang tampak tidak berduka tepat setelah peristiwa kehilangan, serta orang yang mulai berduka setelah kehilangan tetapi mengira mereka mulai pulih. “Jadi meski waktu telah berlalu sejak peristiwa kehilangan tersebut, kesedihan masih dapat memengaruhi Anda seolah-olah baru terjadi kemarin,” ungkap Bruno. Kesedihan tertunda ini bisa terjadi karena merasakan kesedihan yang tidak diungkapkan dan kesedihan traumatis yang muncul karena kekerasan. Nah, kesedihan yang tertunda dapat menjadi faktor risiko mengalami kesedihan berkepanjangan yang bisa sebabkan tindakan bunuh diri. Baca Juga: Finlandia Menjadi Negara Paling Bahagia di Dunia 2024!Apa yang menyebabkan delayed grief?
Delayed grief biasanya disebabkan oleh ketidakmampuan seseorang untuk memproses keterkejutan atas kehilangan pada saat itu terjadi. Kewajiban atau kesibukan setelah kehilangan Penyebab pertama terjadinya delayed grief adalah adanya kewajiban sosial atau profesional pada saat kehilangan. Kondisi ini memaksa seseorang untuk menahan emosinya agar tetap berfungsi dan ‘melewatinya’. Misalnya seseorang tidak mampu mengatasi kehilangan pasangan atau orang tua pada awalnya karena sibuk mengurus pemakaman atau merasa cemas atas tekanan keuangan yang tiba-tiba. Tidak memiliki waktu dan ruang Delayed grief seringkali muncul setelah Anda memiliki waktu, ketenangan dan ruang untuk menghadapi kehilangan dan perasaan yang selama ini ditekan. Kesedihan yang tertunda adalah saat tubuh Anda akhirnya memproses emosi yang ingin Anda ekspresikan. Tubuh akhirnya merasa cukup aman untuk mengalami dan merasakan emosi tersebut sepenuhnya. Baca Juga: Tujuh Anggota BTS Kini Masuk 10 Besar Billboard 200 sebagai Solois Tiba-tiba teringat Kesedihan yang tertunda juga bisa muncul setelah Anda tiba-tiba teringat mengenai kehilangan itu. Sehingga perasaan sedih kembali muncul.Apa saja gejala delayed grief?
Kesedihan adalah reaksi yang kuat dan beragam, bukan reaksi tunggal. Sehingga gejalanya tidak persis sama dirasakan oleh semua orang. Setiap orang akan mengalami gejala yang berbeda, biasanya gejalanya:- Kenangan berulang tentang kehilangan itu
- Sering mimpi dan mimpi buruk tentang orang yang telah meninggal
- Sulit tidur
- Perasaan sedih yang kuat
- Perasaan rindu
- Merasa sendiri
- Mudah merasa marah
- Sulit berkonsentrasi
- Merasakan energi yang rendah
- Kelelahan
- Kesulitan berkonsentrasi
- Merasa sakit dan nyeri
- Merasa cemas
- Mengalami perubahan suasana hati
- Mengalami perubahan nafsu makan
- Perasaan apatis