Ini penyebab inflasi Oktober versi ekonom



JAKARTA. Hasil pantauan minggu kedua bulan Oktober, Bank Indonesia (BI) mencatat terjadi inflasi sebesar 0,4%. Inflasi ini terjadi karena bahan makanan (volatile food) yang mengalami kenaikan.

Pengamat Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam berpendapat, inflasi pada bulan Oktober akan sebesar 0,4%. Hal ini dikarenakan dua hal. Pertama, pengaruh depresiasi rupiah.

Dengan rupiah yang melemah, sektor industri mengimpor bahan baku dengan lebih mahal. Biaya produksi naik lalu imbasnya terjadi kenaikan harga. Kedua, adanya ekspektasi kenaikan harga BBM. Masyarakat sudah memiliki pemikiran bahwa suatu saat harga BBM akan naik.


"Untuk antisipasi masyarakat sudah menaikkan harga," papar Latif. Di sisi lain, Kepala Ekonom BII Juniman menilai pendorong inflasi bulan Oktober adalah dampak kenaikan harga gas LPG pada bulan September lalu yang masih membuat harga barang naik.

Di samping itu, ditambah dengan kekeringan yang melanda beberapa daerah di Indonesia sehingga mengakibatkan kenaikan harga pangan. Beberapa bahan makanan seperti beras, telor ayam, daging sapi, dan cabai naik karena pasokan yang sedikit.

Inflasi yang tipis dan bahkan deflasi yang terjadi pada bulan Oktober tahun-tahun lalu karena biasanya pada Oktober terjadi panen. "Sekarang karena kering adanya gagal panen," tutur Juniman.

Hingga akhir tahun, Juniman memprediksi inflasi -apabila tidak ada kenaikan harga BBM- akan sebesar 5,12%. Kalau ada kenaikan Rp 3.000 per liter pada bulan November maka inflasi hingga akhir tahun akan naik ke level 8,24%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie