Ini penyebab investor global bond membludak



JAKARTA. Obligasi denominasi dollar Amerika Serikat (AS) atau global bond pemerintah disebu investor. Dari penawaran yang ada, pemerintah mengalami kelebihan permintaan atau oversubsciption hingga 4,4 kali mencapai US$ 17,5 miliar. Meski demikian, pemerintah hanya menyerap US$ 4 miliar dari penawaran global bond tersebut.

Menurut Ezra Nazula, Head of Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, tingginya yield premium dibandingkan pasar sekunder yang ditawarkan global bond memicu membanjirnya minat investor. Selain itu, Ezra menilai pemerintah melakukan penerbitan global bond pada waktu yang tepat. Sebab, ada sejumlah sentimen global yang turut mempengaruhi peningkatan global bond Indonesia. Salah satunya adalah tingkat yield surat utang AS yang susut di bawah 3% untuk tenor 3 tahun akibat data ekonomi AS beragam.

Berdasarkan data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), yield US treasury bertenor 10 tahun pada penutupan perdagangan Selasa (7/1) mencapai 2,91%. Sedangkan untuk tenor 30 tahun sebesar 3,89%.Ezra memperkirakan, harga global bond Indonesia akan terapresiasi di pasar sekunder. Buktinya, pada awal perdagangan di pasar sekunder Rabu (8/1), harga global bond Indonesia sudah terangkat sekitar 1% hingga 1,5%. Di sisi lain, pasar terlihat lebih positif dengan level imbal hasil yang menarik. "Namun prospek global bond tetap akan mengacu terhadap perkembangan global khususnya arah yield US treasury," kata Ezra.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie