JAKARTA. Emiten sektor konsumsi terbukti tahan banting. Lihat saja, kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) di tahun lalu, yang masih bisa tumbuh meski tren pertumbuhan ekonomi melambat. Merujuk laporan keuangan yang dirilis, Rabu (26/3), laba bersih UNVR tahun lalu naik 10,7% menjadi Rp 5,35 triliun. Cuma memang, pertumbuhan laba bersih UNVR ini tak sekencang tahun sebelumnya. Di 2012, laba UNVR tumbuh 16,34%. Laba bersih UNVR naik lantaran pendapatan emiten ini tumbuh 12,63% menjadi Rp 30,75 triliun di 2013. Pertumbuhan pendapatan UNVR itu juga lebih lambat ketimbang penjualan tahun 2012 yang tumbuh 16,32%.
Kontribusi pendapatan terbesar UNVR di tahun lalu masih berasal dari pasar domestik. Pendapatan dalam negeri berkontribusi 94,79% atau setara dengan Rp 29,15 triliun. Selebihnya, berasal dari penjualan ekspor. Sancoyo Antarikso, Sekretaris Perusahaan UNVR mengatakan, pendapatan UNVR meningkat lantaran kenaikan volume penjualan dan harga jual. "Harga jual rata-rata naik 5% di tahun lalu," ujar dia, kepada KONTAN, kemarin. Dia menambahkan, sepanjang tahun lalu, UNVR juga sudah meluncurkan 50 produk baru. Dari sisi segmen produk, kontribusi pendapatan terbesar masih dari barang kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh (home personal care). Sepanjang tahun lalu, pendapatan dari segmen tersebut menyumbangkan Rp 22,41 triliun atau 72,85% dari total pendapatan UNVR. Sedangkan, pendapatan dari makanan dan minuman sebesar Rp 8,34 triliun atau setara 27,11% total pendapatan UNVR. "Tahun ini, porsi pendapatan masih akan sama seperti tahun lalu," kata Sancoyo. Menurut dia, UNVR akan meluncurkan sekitar 50 produk baru lagi di tahun ini. Tahun lalu, margin laba kotor segmen bisnis home personal care masih paling besar yakni sebesar 54,17%. Bandingkan dengan margin laba kotor di segmen makanan minuman yang sekitar 43,64%. Sepanjang tahun lalu, laba kotor UNVR mencapai Rp 15,78 triliun atau naik 13,61%. Namun, laba usaha UNVR hanya naik 10,32% menjadi Rp 7,16 triliun, karena beban pemasaran dan penjualan UNVR meningkat 12,56% menjadi Rp 6,63 triliun. Menurut Sancoyo, kenaikan beban pemasaran tersebut akibat kenaikan beban promosi sebesar 34,96% menjadi Rp 968,79 miliar. Beban umum dan administrasi UNVR juga naik 31,81% menjadi Rp 2,03 triliun. Terangkat pemilu Pada tahun ini, Sancoyo yakin, kinerja UNVR berpotensi meningkat karena ada pemilihan umum (pemilu). "Ada analisa yang menyebutkan bahwa pemilu bisa menaikkan 0,2% produk domestik bruto," ujar dia.
Jika proyeksi tersebut benar, menurut Sancoyo, ini bisa mengangkat kinerja UNVR. Namun, dia tak bisa menyebutkan proyeksi pendapatan dan laba bersih UNVR pada tahun ini. Analis AAA Sekuritas, Marlene Tanumiharja menilai, kinerja UNVR masih sesuai ekspektasi. Ia memperkirakan, kinerja UNVR di 2014 akan lebih bagus seirama penguatan rupiah. Reza Nugraha, analis MNC Securities memproyeksikan, pendapatan UNVR akan tumbuh 13%-15% dan laba bersihnya naik 11% tahun ini. Reza merekomendasikan buy saham UNVR dengan target harga Rp 32.000. Kemarin, harga UNVR naik 1,68% menjadi Rp 28.725 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana