JAKARTA. Bank Tabungan Negara (BTN) akhirnya memberikan respons terkait masalah tingginya rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Seperti diketahui bahwa per Agustus 2014 kemarin, kredit macet KUR BTN mencapai 11,8%. Eko Waluyo, Sekretaris Perusahaan BTN mengatakan, perubahan kondisi ekonomi seperti inflasi yang tinggi, dan tingkat bunga kredit yang tinggi menjadi penyebab tingginya NPL KUR BTN. “Sebab ini semua berdampak terhadap kemampuan ekonomi debitur KUR dalam membayar angsuran,” kata Eko kepada KONTAN, Senin (20/10). Meski begitu BTN menargetkan NPL KUR di akhir tahun akan bisa dibawah 5%. Untuk melakukannya, BTN mengintensifikasikan penagihan termasuk restrukturisasi kepada debitur agar sesuai kemampuan debitur. “Untuk yang sudah macet, kami klaim kepada asuransi,” pungkas Eko.
Ini penyebab kredit macet KUR BTN mencapai 11,8%
JAKARTA. Bank Tabungan Negara (BTN) akhirnya memberikan respons terkait masalah tingginya rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Seperti diketahui bahwa per Agustus 2014 kemarin, kredit macet KUR BTN mencapai 11,8%. Eko Waluyo, Sekretaris Perusahaan BTN mengatakan, perubahan kondisi ekonomi seperti inflasi yang tinggi, dan tingkat bunga kredit yang tinggi menjadi penyebab tingginya NPL KUR BTN. “Sebab ini semua berdampak terhadap kemampuan ekonomi debitur KUR dalam membayar angsuran,” kata Eko kepada KONTAN, Senin (20/10). Meski begitu BTN menargetkan NPL KUR di akhir tahun akan bisa dibawah 5%. Untuk melakukannya, BTN mengintensifikasikan penagihan termasuk restrukturisasi kepada debitur agar sesuai kemampuan debitur. “Untuk yang sudah macet, kami klaim kepada asuransi,” pungkas Eko.