KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mengalami penurunan kinerja sepanjang kuartal I-2024. Top line dan bottom line BRPT kompak merosot, di mana emiten milik taipan Prajogo Pangestu ini meraih laba bersih senilai US$ 8,85 juta. Keuntungan BRPT anjlok 61,98% dibandingkan laba bersih periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk kuartal I-2023, yang kala itu mencapai US$ 23,28 juta. Jika dikonversi memakai asumsi kurs saat ini Rp 16.260 per dolar Amerika Serikat, laba bersih kuartal I-2024 BRPT setara Rp 144,03 miliar. Sejalan dengan penurunan bottom line, top line BRPT menyusut 4,93% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (Year on Year/YoY). Pada kuartal I-2024, emiten yang menjadi induk Grup Barito ini meraup pendapatan sebesar US$ 618,59 juta.
Baca Juga: Begini Ikhtisar Kinerja Barito Pacific (BRPT) di Tahun 2023 Pada periode yang sama, beban pokok pendapatan dan beban langsung BPRT mengalami kenaikan 0,57% (YoY) menjadi US$ 501,36 juta. Hasil ini menekan perolehan laba kotor BRPT yang mengalami penurunan 22,99% (YoY) menjadi US$ 117,23 juta. Sejumlah pos beban BRPT juga mengalami kenaikan. Seperti beban umum dan administrasi yang meningkat 19,88% (YoY) menjadi US$ 35,33 juta dan beban keuangan yang melonjak 18,89% (YoY) menjadi US$ 83,96 juta. Pada periode yang sama, bagian laba entitas asosiasi dan ventura bersama turun 23,72% (YoY) menjadi US$ 19,26 juta. Begitu juga dengan keuntungan lain-lain yang ambles 23,21% (YoY) menjadi US$ 33,77 juta. Hingga Maret 2024, BRPT mencatatkan keuntungan selisih kurs mata uang asing sebesar US$ 7,55 juta, berbalik dari rugi US$ 12,21 juta pada kuartal I-2023. Namun hal itu tidak dapat menghindarkan BRPT dari penurunan laba periode berjalan yang anjlok 74,50% (YoY) dari US$ 55,18 juta menjadi US$ 14,07 juta. Direktur Utama Barito Pacific Agus Pangestu mengungkapkan bahwa kinerja kuartal I-2024 BRPT menunjukkan fluktuasi yang terus terjadi di sektor petrokimia global. Ketegangan geopolitik memperburuk situasi, sehingga melemahkan sentimen. Agus bilang, pendapatan operasional yang stabil dari segmen energi cukup mengimbangi dampak negatif tersebut. BRPT pun akan tetap waspada dalam menghadapi volatilitas yang masih membayangi. "Dengan memprioritaskan kehati-hatian sambil menjaga ketahanan finansial untuk meraih peluang pertumbuhan baru. Pendekatan ini mendukung kami mempertahankan posisi pemimpin pasar dalam jangka panjang dan profil grup yang tangguh," kata Agus dalam keterbukaan informasi, Selasa (30/4) malam. Adapun, pendapatan BRPT pada kuartal I-2024 bersumber dari segmen petrokimia sebesar US$ 472 juta, energi senilai US$ 145 juta dan dari segmen lainnya US$ 1 juta. Kinerja tersebut mencerminkan penurunan masing-masing 4,3%, 5,8% dan 66,7% dibandingkan kuartal I-2023. Merosotnya pendapatan petrokimia yang menjadi sumber penghasilan BRPT terutama disebabkan gangguan dalam penawaran-permintaan global, yang menyebabkan volume penjualan lebih rendah. Sementara itu, beban pokok pendapatan naik tipis terutama karena biaya bahan baku nafta yang naik dari rata-rata US$ 651 per ton menjadi US$ 682 per ton pada kuartal I-2024.
BRPT Chart by TradingView