KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Amman Mineral Internasional Tbk (
AMMN) mengalami penurunan laba ketika penjualan mampu tumbuh tipis pada kuartal I-2024. AMMN mengantongi penjualan bersih US$ 601,55 juta dalam tiga bulan pertama 2024. Penjualan emiten tembaga dan emas yang terafiliasi dengan Grup Salim dan Medco ini naik tipis 0,71% dibandingkan US$ 597,26 juta pada periode yang sama tahun lalu (
Year on Year/YoY). Penjualan bersih AMMN per kuartal I-2024 didapat dari penjualan tembaga sejumlah US$ 310,37 juta dan penjualan emas US$ 291,17 juta. Penjualan tembaga menurun 14,64% (YoY) sedangkan penjualan emas AMMN melonjak 24,63% dibandingkan kuartal I-2023. Di tengah penjualan bersih yang hanya naik tipis, beban pokok penjualan AMMN meningkat 6,48% (YoY) menjadi US$ 320,53 juta pada kuartal I-2024.
Hasil ini membuat laba kotor AMMN menyusut 5,13% (YoY) menjadi US$ 281,02 juta. Selain itu, beban operasional AMMN ikut melonjak 21,42% (YoY) menjadi US$ 42,74 juta. Menggerus laba operasional AMMN sebanyak 8,71% (YoY) menjadi US$ 238,28 juta per Maret 2024.
Baca Juga: Amman Mineral (AMMN) Gelontorkan US$ 6,38 Juta di Kuartal I-2024, Untuk Apa Saja? Pada periode yang sama, jumlah beban lain AMMN juga melejit 65,11% (YoY) menjadi US$ 54,29 juta. Hasil ini kemudian membawa AMMN membukukan laba periode berjalan senilai US$ 130,72 juta pada kuartal I-2024, turun 27,09% dibandingkan US$ 179,30 juta pada periode yang sama tahun lalu. Secara
bottom line, AMMN meraih laba bersih sebesar US$ 129,05 juta per 31 Maret 2024. Menurun 26,98% dibandingkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk AMMN pada kuartal I-2023, yang kala itu mencapai US$ 176,75 juta. Presiden Direktur Amman Mineral Internasional, Alexander Ramlie menjelaskan bahwa kenaikan marjinal penjualan bersih AMMN didorong oleh peningkatan volume penjualan emas sebesar 15% dan tembaga sebesar 5%. Pertumbuhan ini juga didukung kenaikan harga emas sebanyak 9%, yang mengangkat kontribusi penjualan emas menjadi 48% pada kuartal I-2024 dibandingkan 39% pada kuartal I-2023. Hanya saja, kenaikan tersebut beriringan dengan penurunan harga tembaga sebesar 19%. Selain itu, ada penundaan pengiriman selama beberapa minggu pada bulan Januari 2024 karena AMMN perlu merevisi izin ekspor untuk menyesuaikan bea ekspor agar tetap di 10%. Mengenai penurunan laba bersih, Alexander mengungkapkan ada penurunan margin menjadi 22% dari sebelumnya 30% pada kuartal I-2023. Hal ini disebabkan peningkatan biaya keuangan dan kewajiban bagi hasil atau IUPK PNBP, yaitu enerimaan Negara Bukan Pajak untuk Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Pada periode yang sama, EBITDA AMMN mengalami penurunan 7% dari US$ 349 juta pada kuartal I-2023 menjadi US$ 326 juta pada kuartal I-2024. Penurunan ini disebabkan kenaikan bea ekspor dan royalti pemerintah. "Meskipun demikian, Perusahaan mempertahankan marjin EBITDA yang kuat sebesar 54%," ujar Alexander dalam keterangan tertulis, Selasa (30/4).
Alexander juga menyoroti bahwa mengawali tahun 2024, AMMN mencapai hasil produksi yang baik sejalan dengan tingginya kadar bijih dari Fase 7. Produksi konsentrat pada kuartal I-2024 naik 28% (YoY), dengan produksi tembaga dan emas masing-masing meningkat 21% dan 34%.
"Saat ini kami sedang menuju puncak produksi Fase 7 dengan bijih berkadar tinggi, yang diperkirakan akan habis pada akhir tahun 2024. Pasca Fase 7, kami akan bertransisi menuju penambangan bijih Fase 8," kata Alexander. Terkait proyek ekspansi AMMN, Alexander mengungkapkan bahwa proyek smelter melampaui target yang ditetapkan pada bulan Maret 2024. Pembangunan berjalan sesuai jadwal untuk penyelesaian konstruksi fisik pada akhir Mei 2024. Dari sisi pergerakan saham, AMMN menutup bulan April dengan penguatan 2,65% ke harga Rp 9.700 per saham pada perdagangan Selasa (30/4). Jika diakumulasi secara year to date, harga saham AMMN telah menguat 48,09%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari