Ini penyebab laba bersih ESSA tergerus hingga hingga 78% di kuartal I-2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten industri pemurnian dan pengolahan gas alam, PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) mencatatkan penurunan laba bersih signifikan hingga 78,4% year on year menjadi US$ 1,03 juta padahal penjualannya tumbuh. 

Sekretaris Perusahaan Surya Essa Perkasa, Lufy Setia  menjelaskan di kuartal I 2020, pendapatan ESSA tumbuh 8,4% yoy menjadi US$ 62,93 juta dari sebelumnya US$ 58,05 juta di kuartal I 2019 tetapi laba perusahaan turun 78,4% yoy. 

Baca Juga: Surya Esa (ESSA) dapat restu lakukan transaksi material US$ 450 juta ke anak usahanya


"Hal ini disebabkan karena harga LPG & Amoniak yang lebih rendah pada kuartal I 2020 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (8/6). 

Mengintip laporan keuangannya di kuartal I 2020, pendapatan ESSA didominasi penjualan amonia senilai US$ 52,53 juta, diikuti penjualan elpiji US$ 9,40 juta dan sisanya jasa pengolahan US$ 993.927 dari yang sebelumnya tidak ada. 

Baca Juga: Laba Surya Esa Perkasa (ESSA) anjlok 78,47% pada kuartal I 2020

Adapun pada tiga bulan pertama tahun ini, penjualan yang melebihi 10% dari penjualan bersih pada Genesis Corporation senilai US$ 52,53 juta dan PT Pertamina (Persero) senilai US$ 9,40 juta. 

Meski harga LPG dan Amoniak lebih rendah, ESSA terus memacu produksi maksimum. Lufy menjelaskan kilang tetap produksi  7 hari 24 jam terus menerus dan tetap memperhatikan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah. Lufy bilang ESSA belum bisa memberikan proyeksi kinerjanya di sepanjang tahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .