KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) tertekan dengan laba bersih dan pendapatan yang kompak tergerus sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Melansir laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia, Kamis (2/11), emiten pertambangan minyak dan gas (migas) ini melaporkan penurunan laba bersih periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 39,5% secara year-on-year (YoY) menjadi US$ 242,37 juta dari sebelumnya mencapai US$ 400,92 juta. Penurunan laba bersih ini sejalan dengan turunnya pendapatan MEDC. Emiten besutan Hilmi Panigoro ini membukukan pendapatan senilai US$ 1,66 miliar. Realisasi tersebut melemah 4,52% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 1,74 miliar.
Baca Juga: Medco Energi (MEDC) Bakal Bagikan Dividen Interim, Ini Besarannya Roberto Lorato, CEO Medco Energi menyebut, setidaknya ada dua penyebab tertekannya kinerja MEDC. Pertama, penurunan harga minyak dan gas. Meskipun produksi minyak & gas MEDC stabil secara tahunan di angka 161 million barrel of equivalent per day (mboepd), rata-rata harga minyak mengalami penurunan hingga US$ 24,1 per barel menjadi US$ 77 per barel. Di periode yang sama tahun 2022, rata-rata harga jual minyak mencapai US$ 101,1 per barel Namun, MEDC menyebut harga minyak telah pulih ke level US$ 80 per barel di kuartal III-2023. Kedua, bagian laba bersih Medco yang berasal dari PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menyusut, yang kini hanya US$ 13 juta, turun sebesar US$ 159 juta jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. AMMN sendiri membukukan biaya kepatuhan yang lebih tinggi karena tertundanya penerbitan izin ekspor, kenaikan bea ekspor dan mulai dikenakannya (accruing) Penerimaan Negara Bukan Pajak.