Ini Penyebab Laba Erajaya Swasembada (ERAA) Turun pada Kuartal III-2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga kuartal III tahun 2023, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 22,53% dengan nilai Rp 42,81 triliun jika dibandingkan dengan penjualan perseroan di periode sama tahun lalu yaitu sebesar Rp 34,94 triliun.

Mengenai kenaikan penjualan ini, Djunadi Satrio selaku Head of Corporate Communications Erajaya Group mengatakan ada dua hal yang membuat penjualan meningkat.

Pertama karena adanya ekspansi jaringan retail yang akhirnya menciptakan makin banyak pelanggan yang bisa berbelanja, baik secara langsung, secara online maupun keduanya melalui layanan omni-channel yang disediakan perusahaan. 


“Selain itu, Erajaya juga melakukan ekspansi ke bisnis baru dimana mendorong pertumbuhan pendapatan Erajaya Group secara keseluruhan,” ungkap Djunaidi saat dihubungi Kontan, Rabu (01/11).

Baca Juga: Penjualan Erajaya Swasembada (ERAA) Naik 22,53% hingga Kuartal III 2023

Meski penjualan naik, laba bersih ERAA hingga kuartal III-2023 ini turun sebesar 27,26% menjadi Rp 494,83 miliar. Ini jika dibandingkan dengan laba di kuartal III-2022, yang sebesar Rp 680,28 miliar.

“Penyebab penurunan laba salah satunya adalah karena perseroan memastikan operasional toko yang terus bertumbuh jumlahnya seiring strategi ekspansi jaringan ritel kami. Per-September, kami sudah memiliki lebih dari 2000 gerai yang tersebar di Indonesia, Singapura dan Malaysia,” jelasnya.

Dengan bertumbuhnya jumlah toko, Djunaidi menjelaskan kebutuhan biaya untuk operasional menjadi meningkat terutama dari segi biaya sewa dan penambahan jumlah karyawan. Ini menyebabkan meningkatnya biaya operasional Perseroan untuk saat ini.

“Erajaya juga berupaya untuk mengoptimalkan kinerja dan produktivitas dari gerai-gerai yang sudah ada, terutama gerai yang baru saja diresmikan,” tambahnya.

Kemudian menjelang tutup tahun ERAA ungkap dia akan fokus untuk memonitor kondisi dan situasi sebelum memutuskan untuk menambah jumlah gerai. Erajaya juga akan melakukan aktivitas lain seperti demand generation program demi mendorong minat belanja dari pelanggan dengan menawarkan promo menarik.

 
ERAA Chart by TradingView

Lalu terkait belanja modal atau capital expenditure (capex), selama 9 bulan tahun 2023 ini, Perseroan telah menggunakan capex sebesar Rp 712 miliar. 

“Dana capex yang digunakan ini untuk ekspansi bisnis Erajaya, terutama pembukaan gerai-gerai baru,” ungkap Djunaidi. 

Jelang akhir tahun Djunaidi mengungkap ada beberapa tantangan yang masih harus dihadapi perseroan. Salah satunya adalah tekanan dari ekonomi global, yang sedikit banyak akan mempengaruhi perilaku masyarakat untuk berbelanja. 

“Hal itu yang harus diantisipasi dengan menawarkan produk terbaik di rentang harga yang sesuai untuk menjawab kebutuhan mereka. Oleh karena itu Erajaya melakukan efisiensi operasional serta pertimbangan cermat dalam ekspansi jaringan ritel serta menyeleksi secara cermat produk-produk mana yang diminati di pasar,” tutupnya. 

 
 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .