Ini penyebab langit Kota Beijing berubah menjadi kuning



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Langit di atas kota Beijing tampak menguning. Di sisi lain, polusi udara melonjak ke tingkat yang parah saat awan pasir dan partikel debu raksasa meluncur ke kota tersebut akibat dorongan angin kencang dari utara China.

Reuters mewartakan, otoritas kota Beijing mengatakan, indeks kualitas udara Beijing naik menjadi 324 pada pukul 4 sore waktu setempat pada Kamis (15/4/2021), terutama karena partikel pasir dan debu yang lebih besar. Sementara, menurut aplikasi Swiss IQAir, kondisi itu semakin memburuk di malam hari, melebihi 1.300 di beberapa bagian kota.

Partikel-partikel itu berasal dari Mongolia dan wilayah China di Mongolia Dalam. Angin kencang diperkirakan membawa polutan ke China tengah dan timur pada hari Jumat, kata Badan Meteorologi Cina.


Berdasarkan administrasi meteorologi, jumlah pasir di udara kurang dari itu selama dua badai pasir di China utara bulan lalu, tetapi kecepatan angin lebih tinggi, memungkinkan cuaca berdebu untuk bergerak lebih cepat dan lebih jauh.

Baca Juga: Manila tuntut Beijing menarik kapal penangkap ikan dari Laut China Selatan

"Saya merasa tidak enak badan. Kami mengalami beberapa badai debu tahun ini," kata Mr Gary Zi, seorang penduduk Beijing berusia 48 tahun yang bekerja di sektor keuangan. Kualitas (udaranya) jauh lebih buruk dari tahun-tahun sebelumnya. Bernapas menjadi sulit. Pasir masuk ke mata dan hidungmu,” tambahnya kepada Reuters.

China biasanya menyalahkan gurun Gobi Mongolia atas badai pasir tahunannya. Delegasi dari wilayah Gansu China yang gersang mengatakan dalam proposal ke parlemen bulan lalu bahwa lebih dari setengah dari badai debu yang turun di China setiap tahun datang dari luar negeri, terutama dari selatan Mongolia.

Baca Juga: Meski dilanda badai pasir parah, China gelar latihan militer di udara

Beijing telah menanam jutaan pohon di sepanjang perbatasannya untuk memblokir badai pasir, bagian dari proyek yang dikenal sebagai "Tembok Hijau Besar".

"Saya merasa ini semua adalah perubahan iklim," kata seorang warga Beijing lainnya saat dia menyeka debu dari sepeda motornya di dekat China World Trade Center, hanya memberikan nama belakangnya, Xie.

"(Kami) tidak bisa berbuat banyak tentang itu," kata Xie.

Selanjutnya: Taiwan tuding China tengah perkuat kemampuan menyerang dan memblokade pulau

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie