Ini penyebab penawaran lelang sukuk hari ini (20/4) meningkat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat terus turun, akhirnya minat investor terhadap pasar obligasi Indonesia perlahan mulai kembali naik. Hal ini tercermin dari jumlah penawaran yang masuk pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) hari ini (20/4) yang berhasil mengalami kenaikan. 

Tercatat, pada lelang sukuk kali ini memiliki jumlah penawaran yang masuk sebesar Rp 17,91 triliun. Jumlah tersebut naik jika dibandingkan lelang sukuk sebelumnya pada Selasa (6/4) yang hanya Rp 14,56 triliun atau yang terendah sepanjang tahun ini. 

Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana menjelaskan, kenaikan jumlah penawaran yang masuk pada lelang kali ini tidak terlepas dari risiko di pasar surat utang yang mulai mereda. Hal ini pada akhirnya, membuat minat investor terhadap obligasi Indonesia mengalami kenaikan.


“Dalam beberapa waktu terakhir yield US Treasury perlahan terus turun ke level sekitar 1,5% sehingga membuat yield Surat Berharga Negara (SBN) juga ikut turun. Hal ini tidak terlepas dari aksi pembelian obligasi yang dilakukan Federal Reserve serta ekspektasi kenaikan yield ke depan akan terus ditahan oleh The Fed,” ujar dia ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (20/4).

Fikri cukup optimistis, ke depan jumlah penawaran yang masuk akan semakin meningkat secara gradual. Menurutnya, dengan pasar keuangan yang mulai kondusif, apalagi pasar riil juga sudah mulai membaik ditunjang oleh survei dari pelaku usaha maupun konsumen yang mulai positif, hingga harga komoditas yang masih bagus.

Baca Juga: Pemerintah menyerap dana di bawah target pada lelang sukuk Selasa (20/4)

Dus, hal tersebut pada akhirnya berpotensi menambah pendapatan negara.

Asal tahu saja, dalam lelang sukuk kali ini, Seri PBS027 yang akan jatuh tempo pada 15 Mei 2023 menjadi primadona pada lelang kali ini. Seri ini memiliki jumlah penawaran masuk hingga Rp 5,83 triliun.

Seri tersebut sekaligus menjadi seri yang paling banyak dimenangkan. Pemerintah menyerap sebanyak Rp 3,75 triliun, dengan yield rata-rata yang dimenangkan sebesar 4,82%.

“Saya pikir (Seri PBS027) jadi incaran karena masih sejalan dengan potensi adanya volatilitas yang tinggi ke depan. Oleh karena itu, seri-seri pendek diincar untuk meminimalisir risiko tersebut,” imbuh Fikri.

Sementara dari segi yield pada lelang kali ini, Fikri menilai secara umum jauh lebih kompetitif dibandingkan lelang sukuk sebelumnya. Hal ini tidak terlepas dari risiko dari pasar surat utang yang sudah mereda dibanding saat itu.

Selanjutnya: Mengekor bursa Asia, IHSG melemah 0,23% pada Selasa (20/4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari