KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun lalu, pertumbuhan pendapatan bunga bersih bank alias net interest income (NII) beberapa bank tumbuh cukup lambat. Hal ini utamanya disebabkan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang sedikit membebani bank. Misalnya, PT Bank Mandiri Tbk yang akhir 2018 lalu membukukan NII sebesar Rp 54,62 triliun. Jumlah tersebut hanya tumbuh sebesar 4,9% dari periode tahun sebelumnya Rp 52,09 triliun. Bila dijumlah dengan premi alias konsolidasi, Bank Mandiri tercatat membukukan NII dan premium income sebesar Rp 57,32 triliun atau tumbuh 5,1% secara year on year (yoy). Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan menjelaskan hal tersebut tentunya disebabkan karena biaya dana alias cost of fund (CoF) yang naik. "Itu sebetulnya karena suku bunga naik, memang kalau Juni sampai September bunga itu masih stabil tapi karena kenaikan bunga deposito rupiah dan BI7DRR yang naik, itu jadi ikut naik," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (30/1).
Ini penyebab pendapatan bunga bersih Bank Mandiri hanya tumbuh 4,9% di tahun 2018
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun lalu, pertumbuhan pendapatan bunga bersih bank alias net interest income (NII) beberapa bank tumbuh cukup lambat. Hal ini utamanya disebabkan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang sedikit membebani bank. Misalnya, PT Bank Mandiri Tbk yang akhir 2018 lalu membukukan NII sebesar Rp 54,62 triliun. Jumlah tersebut hanya tumbuh sebesar 4,9% dari periode tahun sebelumnya Rp 52,09 triliun. Bila dijumlah dengan premi alias konsolidasi, Bank Mandiri tercatat membukukan NII dan premium income sebesar Rp 57,32 triliun atau tumbuh 5,1% secara year on year (yoy). Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan menjelaskan hal tersebut tentunya disebabkan karena biaya dana alias cost of fund (CoF) yang naik. "Itu sebetulnya karena suku bunga naik, memang kalau Juni sampai September bunga itu masih stabil tapi karena kenaikan bunga deposito rupiah dan BI7DRR yang naik, itu jadi ikut naik," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (30/1).