KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (
ANJT) menyebutkan bahwa penurunan produksi
crude palm oil alias minyak sawit mentah (CPO) dan inti sawit alias palm kernel (PK) disebabkan oleh beberapa hal. Manajemen ANJT menjelaskan utamanya hal ini disebabkan oleh pembelian tandan buah segar (TBS) eksternal yang jauh lebih rendah di perkebunan Sumatera Utara I. "Produksi CPO dan PK mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,6% dan 2,5% menjadi 60.051 metrik ton (MT) dan 11.517 mt. Utamanya, disebabkan oleh pembelian TBS eksternal yang jauh lebih rendah di perkebunan Sumatera Utara I," ujar manajemen saat dihubungi oleh Kontan, Kamis (4/5).
Baca Juga: Begini Strategi Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Maksimalkan Kinerja di Sisa Tahun Ini Perseroan juga mencatatkan harga jual rata-rata (HJR) untuk CPO di kuartal I 2023 sebesar US$ 776/metrik ton (MT) atau 27,5% lebih rendah dari HJR kuartal I 2022 sebesar US$ 1.069/MT. Sedangkan HJR untuk PK pada kuartal I 2023 sebesar US$ 382/MT, mengalami penurunan sebesar 56,7% dari HJR kuartal I 2022 sebesar USD 882/MT. Di sisi lain, produksi TBS mengalami kenaikan 8,7% menjadi 189.662 MT dari 174.424 MT. Manajemen ANJT menjelaskan seluruh perkebunannya mencetak pertumbuhan produksi, hanya perkebunan di Papua Barat Daya yang mengalami penurunan TBS sebesar 8,1%. Dengan kondisi demikian, di sepanjang kuartal I 2023, ANJT mencatat penurunan pendapatan dan mencetak kerugian. ANJT mencetak pendapatan sebesar US$ 50,87 juta atau turun 32,65% dibandingkan kuartal I 2022 sebesar US$ 75,54 juta.
Kontributor utama pendapatan ANJT, yakni CPO, mengalami penurunan 29,86% secara tahunan menjadi US$ 45,08 juta. Penjualan PK juga terkoreksi 55,22% YoY menjadi US$ 4,71 juta. Perseroan mencetak rugi bersih sebesar US$ 3,76 juta dari sebelumnya laba US$ 11,23 juta di kuartal I 2023. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .