KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ciputra Development Tbk (
CTRA) mencatatkan penurunan penjualan apartemen hingga 25,6%
year on year (YoY) menjadi Rp 222,23 miliar di semester I 2022. Direktur Ciputra Development, Harun Hajadi mengungkapkan penjualan apartemen saat ini cukup lamban di mana faktor terbesar karena
oversupply yang diakibatkan pembangun apartemen di mana-mana pada 2014. “Hal ini menyebabkan
oversupply yang luar biasa, padahal
demand apartmen tidak sebesar itu. Sejatinya ini merupakan keadaan umum,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (26/10).
Dari sisi CTRA, Harun bilang, stok apartemen sudah tidak banyak lagi karena sejak awal portofolio apartemen Ciputra minim. Sebetulnya portofolio CTRA terbesar dari
landed residential. Harun menyatakan dalam jangka waktu dekat pihaknya tidak ekspansif menambah portfolio apartemen karena
overhang dari
oversupply apartmen masih besar serta serapan permintaan juga kurang cepat.
Baca Juga: Ciputra Berkomitmen Membangun Properti Seluas 300 Hektar di IKN “Toh tidak ada urgency untuk mengeluarkan produk apartment,” kata Harun. Akan tetapi dia tidak menampik untuk lokasi-lokasi yang mempunyai kekhususan, masih punya prospek yang bagus. Saat ini CTRA sedang membangun Apartment Delft di Makassar di CitraLand City Losari CPI Makassar yang saat ini sudah
sold out karena lokasinya bersebelahan dengan Universitas Ciputra dan menghadap ke laut. Menurutnya, investor yang jeli akan membeli apartemen yang saat ini sudah ada (
eksisting) karena dengan adanya inflasi yang tinggi berimbas pada biaya konstruksi. Hal ini berdampak langsung pada harga apartemen baru bisa jauh lebih tinggi. Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, penjualan apartemen CTRA masih cukup rendah tercermin dari kontribusi dari segmen ini yang paling kecil dibandingkan segmen lainnya. Pasalnya portofolio apartemen CTRA tidak sampai 10% dari total penjualan.
CTRA membukukan pendapatan senilai Rp 4,66 triliun pada semester 1 2022. Nilai tersebut meningkat 15,92% dari pendapatan pada periode yang sama tahun lalu Rp 4,02 triliun. Pertumbuhan signifikan diperoleh dari penjualan neto kaveling, rumah hunian, dan ruko dengan nilai Rp 3,23 triliun atau tumbuh 38,03% yoy dari sebelumnya Rp 2,34 triliun. Sejalan dengan itu, CTRA meraih laba bersih Rp 1 triliun atau meroket 107,83% dari periode yang sama tahun lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .