Ini Penyebab Proyek Smelter Freeport Indonesia Mundur ke 2024



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Proyek smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) berpotensi mundur ke tahun 2024. Padahal, proyek smelter tersebut awalnya ditargetkan kelar pada Desember 2023.

"Mereka sudah laporkan akan terlambat. Belum ada resminya berapa lama (penundaan)," kata Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin saat ditemui di Hotel Bidakara, Kamis (29/9).

Ridwan melanjutkan, penundaan ini disebabkan oleh sejumlah hal seperti pandemi Covid-19 hingga kendala operasional lainnya.


Dia menambahkan, jika merujuk pada regulasi yang ada maka PTFI tidak diperkenankan untuk melakukan ekspor jika proyek smelter tidak rampung sesuai target.

Baca Juga: Sebanyak 48 Perusahaan Batubara Ajukan Peningkatan Produksi

Kendati demikian, pemerintah masih membuka opsi untuk memberikan izin ekspor sekalipun proyek smelter PTFI mengalami kendala.

"Sedang kami pikirkan, intinya kami akan mengevaluasi laporannya. Secara regulasi dia tidak bisa (ekspor) tapi nanti keputusan resminya akan dibuat setelah laporan lengkap," ungkap Ridwan.

Asal tahu saja, Smelter Manyar dirancang untuk memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun, yang menjadikan smelter ini diklaim sebagai tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia. 

Baca Juga: Pembangkit Listrik 128 MW Freeport Indonesia Ditargetkan Comissioning pada Akhir 2022

Hasil pengolahan Smelter Manyar akan ditambahkan dengan kapasitas pengolahan smelter yang telah beroperasi, PT Smelting, dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun. Dengan demikian, setelah Smelter Manyar beroperasi, PTFI akan mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari